Ramadan di Tengah Pandemi Corona, Muslim Inggris Buka Puasa Bersama via Zoom dan Facebook

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bulan Ramadan

Turki melarang pemasangan tenda yang menyediakan makanan untuk sahur dan buka.

Warga di sana juga dilarang memberi tip pada penabuh genderang yang biasa bertugas untuk membangunkan sahur.

Kebijakan itu diambil setelah hampir 100.000 kasus dan 2.259 kematian tercatat pada Rabu sore (22/4/2020), menurut Universitas Johns Hopkins.

Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Corona, Tarawih Pertama di Aceh Dilaksanakan Secara Berjamaah

Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19, Jokowi Ajak Umat Sambut Bulan Suci dengan Rasa Syukur

Sebuah gambar yang diambil pada 24 April 2020 menunjukkan masjid Sultanahmet, yang dikenal sebagai masjid Biru pada hari pertama ramandan selama 4 hari kuncian saat negara itu mengadopsi langkah-langkah untuk mengekang penyebaran COVID-19 (coronavirus novel). Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan penguncian empat hari dari 23 April 2020 di Istanbul dan 30 kota besar lainnya sebagai bagian dari langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran virus corona baru. (Ozan KOSE / AFP)

Mesir melarang pengadaan meja amal, meskipun hanya ada 3.490 kasus dengan total kematian saat ini di angka 264.

Iran melarang publik untuk mengadiri tempat suci, termasuk masjid.

Karena kebijakan ini harus diambil, Presiden Iran Hassan Rouhani meminta maaf.

Pakistan mengizinkan orang datang ke masjid dengan catatan tak lebih dari lima orang.

Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona, Imam Masjid di London Ingatkan Sisi Positif: Seperti I'tikaf

Imam Masjid Fazl di London mengingatkan beberapa sisi positif ketika Ramadan harus dijalani di tengah pandemi

Islam sebagai Agama yang Fleksibel

Diberitakan sebelumnya, Imam Masjid Fazl London, Farhad Ahmad, mengatakan Islam adalah agama yang fleksibel.

Hal ini membuat Islam bisa menyesuaikan keadaan, termasuk kondisi krisis pandemi saat ini.

“Ini akan berbeda dan sulit dalam keadaan tertentu, tetapi Islam adalah agama yang sangat fleksibel, mencakup semua keadaan, jadi ibadah yang biasa kita lakukan di masjid, kita bisa melakukannya di rumah, tidak ada salahnya mengingat situasinya,” kata Farhad Ahmad.

Menurutnya, pembatasan aktivitas sosial ketika Ramadan sudah biasa bagi umat Muslim.

Meski tak bisa ditampik, pembatasan yang dimaksud tidak seekstrem lockdown seperti yang diberlakukan sekarang.

ILUSTRASI - Jemaah menunaikan Salat Jumat dengan shaf berjarak 1 meter di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020). MUI memberikan tuntunan ibadah di bulan Ramadan di saat wabah pandemi corona. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)


Baca: Rasulullah SAW Menganjurkan Makan Kurma saat Berbuka Puasa, Ternyata Ini Khasiatnya Bagi Kesehatan

Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona, Ini Tips Agar Badan Tetap Sehat ketika Puasa

“Selama Ramadhan kami meningkatkan ibadah kami, berbuat lebih banyak kebaikan terhadap orang lain, membayar lebih banyak untuk amal. Jadi, dengan kata lain, mengingat semua orang sekarang sudah di rumah, Anda merasa terisolasi atau karantina, itu adalah semacam fenomena alam yang biasanya terjadi di bulan Ramadhan, karena orang menjadi lebih saleh dan kurang aktivitas sosial pula."

Ahmad menekankan, bukan artinya orang dilarang beraktivitas sosial ketika Ramadan, melainkan lebih dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.

“Ini sedikit berbeda dengan apa yang orang pikirkan tentang Ramadhan. Dipaksa ke sana bukan situasi yang ideal, Ramadhan tidak mengatakan jangan pergi bekerja atau melihat teman-teman Anda, tetapi pada saat yang sama, ada penekanan untuk merenungkan hidup, menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyembah Tuhan (i'tikaf), jadi kesempatan ini membuat kami lebih sadar bahwa kami dapat melakukan ini dengan lebih nyaman."

Memang pada Bulan Ramadan umat Muslim biasa melakukan i'tikaf.

Dalam kegiatan tersebut, Muslim akan berdiam diri di masjid untuk berdoa dan melakukan aktivitas ibadah lain.

Halaman
123


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer