Di bagian Rupadhatu menjelaskan mengenai masa peralihan manusia yang telah dibebaskan dari segala urusan dunia.
Di zona ini, terdiri dari galeri ukiran relief dan patung Buddha yang berjumlah 328 patung dengan relief pada setiap ukirannya.
Arupadhatu adalah bagian tertinggi dari Candi Borobudur.
Di bagian Aruphadatu menjelaskan mengenai dunia tak berbentuk.
Pada tingkatan ini tidak terdapat ukiran, ornamen, maupun hiasan yang menggambarkan kemurnian tertinggi.
Tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke stupa utama yang menggambarkan kebangkitan dari dunia.
Sebelumnya, area Candi Borobudur dipenuhi oleh semak belukar, pepohonan, dan tidak terawat.
Baca: Candi Prambanan
Baca: Candi Ratu Boko
Candi Borobudur ketika diusulkan sebagai warisan dunia bukan hanya dari bangunan candinya.
Tetapi juga dari kawasan Candi Borobudur.
Oleh karena itu, UNESCO menjadikan Candi Borobudur sebagai warisan dunia.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan Candi Borobudur sebagai warisan dunia.
Pertama, kompleks Candi Borobudur yang memiliki bentuk piramida tanpa atap yang bermahkotakan sebuah kubah berbentuk genta besar.
Kedua, kompleks Candi Borobudur menjadi contoh luar biasa dari seni dan arsitektur Indonesia dari masa awal abad 8 dan akhir abad 9.
Karya ini memberi pengaruh besar kebangkitan arsitektural pada masa awal abad 13 dan awal abad 16.
Faktor ketiga, Candi Borobudur berbentuk teratai, bunga yang disucikan dalam tradisi Budha.
Kompleks bangunan ibadah ini refleksi eksepsional perpaduan ide asli pemujaan nenek moyang dan konsep Buddhisme dalam mencapai nirwana.