Berikut 5 Makna Filosofis Hidangan Ramadan Kolak Menurut Agama: Ingatkan Manusia dengan Kematian

Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut 5 Makna Filosofis Hidangan Ramadan Kolak Menurut Agama: Ingatkan Manusia dengan Kematian

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kolak merupakan makanan khas yang hadir saat bulan Ramadan tiba.

Kolak biasanya disajikan sebagai makanan pembuka atau takjil saat waktu berbuka puasa telah datang.

Isian kolak sendiri biasanya terdiri dari buah pisang, ubi, tapai, kolang-kaling dengan ditambah kuah gula santan.

Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona, MUI Imbau Aktivitas Buka Bersama Diganti Sedekah Saja

Baca: Rekomendasi Tayangan Netflix Indonesia selama Bulan Ramadan, Temani Puasamu yang di Rumah Saja

Dibalik hidangan manis dan gurih bernama kolak ini ternyata terdapat makna filosofis.

Makna filosofis tersebut juga berkaitan dengan nilai-nilai agama.

Mengutip wartakota.tribunnews.com, berikut arti kolak dalam agama:

Baca: Ramadan Saat Pandemi Corona atau Covid-19, Umat Muslim di Dunia Belajar Jadi Lebih Sederhana

Baca: Ramadan Segera Tiba, Jangan Lakukan Hal Ini saat Berpuasa karena Beri Efek Negatif hingga Kematian

1. Mengosongkan dosa

Menurut sejarah, dikatakan bahwa para wali-lah yang memperkenalkan kolak.

Selain menawarkan khazanah kuliner baru, para wali juga menginginkan agar masyarakat belajar nilai yang terkandung dalam makanan ini.

Kolak berasal dari kata khala dalam bahasa Arab yang berarti kosong.

Maknanya adalah, kita sebagai manusia harus selalu bertaubat kepada Alloh agar kosong dari dosa.

Menurut para wali, sebaik-baiknya akhir hidup manusia adalah apabila kita meninggal dengan kekosongan dosa.

2. Mendekatkan diri pada Allah

Baca: Kriteria Orang yang Harus Mandi Wajib Jelang Bulan Puasa Ramadan 1441 H, serta Tata Cara dan Doanya

Baca: Sosiolog sekaligus Aktivis Arief Budiman Meninggal, Sempat Kritis di RS Ken Saras Semarang

Selain ‘khala’, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa kolak berasal dari kata ‘kholaqo’yang juga bahasa Arab dan bisa diturunkan menjadi ‘kholiq’ yang artinya mencipta.

Secara tersirat kolak menganjurkan kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, yakni Allah.

3. Mengingatkan pada kematian

Dalam kolak kita bisa menemukan banyak jenis  isian, seperti pisang dan ubi.

Ubi menjadi salah satu bahan utama yang tidak pernah tertinggal dalam hidangan kolak.

Mengapa demikian?

Menurut orang Jawa, ubi masuk dalam jenis makanan polo pendem atau yang tumbuh di bawah tanah.

Halaman
123


Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer