Dianggap Sukses Tangani Covid-19, Kini Kasus di Singapura Justru Melonjak: Didominasi Pekerja Migran

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Penanganan Covid-19 di Singapura --- Seorang sukarelawan dari Kementerian Komunikasi Singapura bersiap untuk mengumpulkan umpan balik dari anggota masyarakat mengenai situasi wabah virus coronavirus saat ini saat istirahat makan siang di distrik bisnis keuangan Raffles Place di Singapura pada 5 Februari 2020. Roslan RAHMAN / AFP

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Singapura adalah satu di antara negara yang dianggap sukses menangani pandemi Covid-19.

Namun, angka kasus positif di Singapura kini melonjak, bahkan menjadi angka positif terbesar dalam satu hari.

Sebanyak 728 kasus baru telah dilaporkan pada Kamis (16/4/2020).

Hampir 90% dari infeksi itu didominasi oleh pekerja, seperti diberitakan BBC.

ILUSTRASI Pasien Positif Virus Corona - Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru. (AFP/STR/CHINA OUT)


Baca: Sebulan Lebih Hanya di Rumah karena Covid-19, Spanyol Pertimbangkan Anak-anak Bisa Aktivitas di Luar

Baca: China Jadi Negara Paling Awal Terkena Virus Corona, Donald Trump Sebut Harus Ada Konsekuensinya

Pekerja Migran Bergaji Rendah

Jumlah ini diperkirakan akan meningkat karena semakin banyak pekerja yang diuji dalam beberapa hari mendatang, untuk membantu mengidentifikasi skala masalah.

Kebanyakan pekerja itu adalah pekerja migran alias warga negara asing.

Memang ada sekitar 300 ribu pekerja bergaji rendah, yang sebagian besar dari Asia Selatan, bekerja di Singapura dalam bidang konstruksi dan pemeliharaan.

Sebagian besar dari mereka tinggal bersama di kompleks asrama besar di pinggiran kota yang mereka bantu bangun.

Singapura saat ini memiliki versi semi-lockdown sendiri, yang disebutnya sebagai "pemutus sirkuit".

Di bawah kebijakan ini, semua bisnis yang tidak penting ditutup, pekerja yang tidak penting harus tinggal di rumah, dan pertemuan sosial di ruang publik dan pribadi telah dilarang.

Dari 728 kasus baru yang dilaporkan pada hari Kamis, 654 adalah penghuni asrama.

Cluster asrama terbesar, S11 Dormitory @ Punggol, sekarang menyumbang total 979 kasus yang dikonfirmasi, 22% dari semua kasus di Singapura.

Satu Kamar Asrama Bisa Dihuni Belasan Orang

ILUSTRASI Asrama - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tjetjep Yudiana mengaku dari 15 warga Batam yang dilakukan karantina terkait virus corona, 11 diantaranya ditempatkan di Asrama Haji Batam. 11 orang ini merupakan keluarga dan satu tukang ojek dari asisten rumah tangga (Pembantu) inisal Css (39), Senin (2/3/2020)(KOMPAS.COM/HADI MAULANA) (KOMPAS.COM/HADI MAULANA)


Baca: Pemerintah Minta Masyarakat untuk Tak Anggap Semua Orang yang Meninggal Terjangkit Covid-19

Baca: Viral Video Bupati Boltim Sulawesi Utara Sosialisasi Bawa Peti Mati, Menggebu Himbau di Rumah Saja

Karena banyaknya kasus, ribuan pekerja sehat kini telah dipindahkan ke asrama terapung, ruang olahraga, dan bangunan perumahan kosong dalam upaya untuk mengisolasi mereka dan meminimalkan risiko infeksi.

Selain itu, ada 12 asrama telah digunakan sebagai daerah isolasi.

Di sana, tidak ada yang bisa masuk atau pergi.

Pekerja dikurung di kamar mereka.

Tidak jelas berapa banyak orang yang menghuni satu kamar.

Tetapi pada tahun 2015, BBC mengunjungi sebuah kompleks asrama yang menampung hingga 12 orang per kamar.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer