Uji coba kebijakan ini merupakan strategi untuk menahan perekonomian agar tidak semakin terperosok.
Sebagian besar negara yang melakukan buka tutup kebijakan pembatasan sosial berasal dari negara-negara di Eropa.
Negara Denmark dilaporkan telah membuka kembali sekolah setelah adanya penutupan selama sebulan.
Kemudian, Finlandia dilaporkan membuka blokade transportasi kereta api dan jalan raya selama dua minggu di wilayah Helsinki.
Baca: Donald Trump Bakal Realisasikan Penghentian Dana ke WHO karena Dianggap Gagal Atasi Virus Corona
Negara Lithuania mengatakan akan mengizinkan toko-toko kecil dibuka kembali mulai Kamis, (16/4/2020).
Perlahan namun pasti, banyak negara-negara di dunia telah memberlakukan uji coba pembukaan lockdown dalam beberapa sektor, seperti Iran yang membiarkan pembukaan usaha kecil, dan India yang membuka kesempatan jutaan orang pedesaan untuk kembali bekerja.
Sementara itu, di Korea Selatan, orang-orang pergi ke tempat pemungutan suara dan memberikan dukungan kepada Presiden Moon Jae-In, pada Rabu (15/4).
Meskipun sempat menjadi negara dengan wabah COVID-19 terbesar kedua di dunia, Korea Selatan telah mengendalikan virus ini melalui pengujian meluas, memantau kontak-fisik, dan sosial-distancing.
Namun demikian, kemungkinan mencabut pembatasan masih tampak sulit bagi sebagian besar negara lainnya.
Seperti negara Spanyol, yang masih dalam tahap uji coba pembukaan kembali sektor ekonomi mereka.
Melalui pemimpinnya, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, sejumlah pabrik dan bangunan telah diizinkan untuk dibuka.
Namun Sanchez memperingatkan keras, "tidak akan ada yang sama sampai vaksin ditemukan."
Berbeda dari Spanyol, negara Belgia telah memperpanjang aturan #DiRumahSaja sampai 3 Mei 2020 dan masih melarang adanya pertemuan / kontak fisik sampai akhir Agustus 2020.
Ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat kecaman atas kebijakan pembekuan dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), negara-negara yang tergabung dalam G-20 mengumumkan kebijakan moratorium utang satu tahun bagi negara-negara miskin di dunia.
Negara G-20 sepakat akan menunda sementara pembayaran utang dari negara-negara miskin untuk memberi kesempatan hidup lebih lama.
Kebijakan moratorium ini akan membebaskan utang lebih dari 20 miliar USD bagi negara-negara tersebut agar bisa fokus terhadap penanganan COVID-19.
Menurut Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan, kebijakan ini berlaku untuk periode setidaknya satu tahun.
Jerman secara resmi mengumumkan rencana mencabut sejumlah pembatasan yang diberlakukan karena pandemi virus corona atau COVID-19.