Indonesia Belum Capai Puncak Pandemi Corona, Ahli Sudah Ingatkan Potensi Gelombang Wabah Kedua

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus corona

Kalau tidak bisa dievaluasi," ujar dia.

Namun, disarankan oleh Akmal, seharusnya PSBB ini seharusnya tidak hanya ditetapkan atau diterapkan kepada daerah atau wilayah yang sudah banyak jumlah kasusnya saja.

Melainkan, seharusnya PSBB ini juga baik diterangi pada wilayah atau daerah yang saat ini masih relatif sedikit jumlah kasusnya.

Hal ini dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya transmisi atau penularan lokal.

"Bagusnya justru (wilayah) baru sedikit jumlah kasusnya itulah harus dikerjakan (PSBB) itu," tutur dia.

Jika di wilayah yang relatif masih sedikit juga sistem pencegahannya longgar, maka bisa berpotensi menjadi seperti Jakarta berikutnya.

Prinsip pencegahan sebenarnya adalah mencegah lokal transmision atau penularan virus SARS-CoV-2 yang terjadi antar masyarakat setempat, dan itu sudah harus dilakukan oleh banyak wilayah bukan hanya Jakarta.

"Kita mencegah terjadinya lokal transmision (virus corona), karena kalau sudah ada lokal transmision bisa jadi seperti Jakarta," jelas Akmal.

Alasan Virus Corona Begitu Menular

Hingga hari ini, jumlah pasien yang terinfeksi virus corona telah mencapai 1,85 Juta Orang.

Padahal, virus corona baru terdeteksi oleh dunia selama 3,5 bulan terakhir.

Menurut para peneliti di Jerman, kecepatan virus corona menular dari satu orang ke orang lainnya disebabkan oleh letak virus ini mereplikasi diri.

Tidak seperti SARS, virus corona penyebab Covid-19 ternyata bisa hidup dan mereplikasi diri di tenggorokan.

Baca: Ratu Tisha Mundur dari PSSI : Hati Saya Kalau Dibelah, Isinya Hanya Sepakbola

Baca: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr H Bob Bazar Lampung Selatan

Virus juga ditemukan bisa menyebar dari saluran pernapasan atas, lebih awal dari penyakit SARS yang mewabah pada tahun 2003.

Konklusi ini didasarkan pada perawatan klinis yang didapatkan oleh 9 pasien Covid-19 di rumah sakit Munich.

Kesembilan pasien adalah pekerja profesional berusia muda hingga paruh baya yang memiliki gejala Covid-19 ringan.

Hasil swab tenggorokan yang diambil dari pasien pada minggu pertama menunjukkan bahwa semua pasien positif virus corona.

Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19. (freepik)

Ini jauh lebih tinggi dibanding pasien SARS yang bila diswab pada tahap yang sama hanya akan menunjukkan hasil positif dengan kemungkinan kurang dari 40 persen.

Muatan virus pada swab tenggorokan pasien Covid-19 dan SARS juga sangat berbeda.

Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature, tim peneliti menulis, pada studi kali ini, konsentrasi puncak sudah tercapai sebelum hari ke-5, dan hasilnya 1.000 kali lebih tinggi dibanding puncak muatan virus swab tenggorokan SARS.

Halaman
123


Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer