Ahli Epidemiologi Yakin Korban Corona di Indonesia Sebenarnya Lebih Tinggi dari Data, Ini Alasannya

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korban virus corona di Indonesia semakin bertambah.

Setiap hari kasus yang positif Covid-19 tersebut selalu mengalami kenaikan.

Selain itu, kasus yang meninggal dunia akibat wabah ini pun juga mengalami peningkatan setiap hari.

Seperti dilansir oleh Covid19.go.id, hingga Selasa (7/4/2020), kasus yang terkonfirmasi positif virus corona di Indonesia mencapai 2.738 kasus.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 247 kasus dari hari sebelumnya.

Sementara itu, 221 orang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 ini.

Dan kini sudah ada 204 pasien yang sembuh dan 2.313 pasien masih dirawat.

Baca: UPDATE Kasus Virus Corona Terbaru di Indonesia Selasa 7 April 2020: 2.738 Terkonfirmasi

Baca: Fakta Mengejutkan, 70 Persen Kasus Positif Virus Corona di Indonesia Muncul dari Orang Tanpa Gejala

Kasus yang dikonfirmasi pemerintah tersebut tentunya merupakan kasus wajar dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.

Namun ternyata ahli epidemiologi menyebut kasus tersebut tergolong sedikit meski mengalami kenaikan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), dokter Pandu Riono.

Pandu secara terang-terangan mengungkapkan prediksinya soal wabah virus corona di Indonesia.

Melalui siaran Talk Show tvOne, Pandu Riono menyatakan jumlah korban virus corona yang rutin disampaikan pemerintah itu masih tergolong sedikit meskipun terus mengalami kenaikan.

Petugas mengangkat jenazah pasien virus corona atau Covid-19 yang meninggal untuk dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (25/3/2020). Pemprov DKI Jakarta menyediakan dua taman pemakaman umum (TPU) untuk pasien virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni TPU Tegal Alur dan TPU Pondok Ranggon. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Menurutnya, hal itu disebabkan oleh terbatasnya alat tes virus corona yang disediakan pemerintah.

Jika jumlah alat tes memadai, Pandu Riono yakin total korban virus vorona akan jauh lebih tinggi.

Hal itu disampaikan Pandu Riono melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Senin (6/4/2020).

"Kalau data resmi pemerintah kan sudah pasti akan tidak terlalu tinggi karena keterbatasan dari layanan tes dan yang bisa dideteksi oleh sistem," ujar Pandu dikutip dari Youtube Talk Show tvOne.

"Tapi kita bisa memprediksi bahwa yang sesunguhnya itu lebih tinggi."

Pandu menjelaskan, ada sejumlah pasien virus vorona yang sebenarnya tak memerlukan penanganan rumah sakit.

Yakni, orang-orang yang tak mengalami gejala namun bisa menularkan Virus Corona pada orang lain.

"Dan yang paling penting kita lakukan pemodelan adalah mereka yang terinfeksi itu berapa banyak yang butuh layanan rumah sakit?," ucap Pandu.

Halaman
123


Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: haerahr

Berita Populer