Antara tahun 2011 dan 2014 ada 70.000 kasus keracunan pada anak-anak di bawah 12 tahun akibat penggunaan hand sanitizer yang salah, menurut sebuah laporan baru dari Pusat Pengendalian Penyakit AS.
Hand sanitizer dengan kandungan alkohol merupakan yang paling sering dikeluhkan, seperti menyebabkan iritasi pada mata anak maupun tertelan.
Namun para ahli tidak mengatakan untuk menghentikan penggunaan hand sanitizer, hanya saja orangtua diminta lebih waspada dan memantau penggunaan pada anak-anak.
Sebab, anak-anak umumnya tidak mengetahui bahaya dari zat kimia yang ada dalam produk.
Bila memungkinkan, pilihan pertama untuk membersihkan tangan anak ialah dengan menggunakan sabun dan air.
Sedangkan tisu basah dan sanitizer berbasis alkohol menjadi pilihan terbaik berikutnya untuk membersihkan kuman.
Air dan sabun adalah alternative terbaik
Baca: Hand Sanitizer
Baca: Mahalnya Harga Masker di Indonesia Disorot Media Asing: 1 Box Masker N95 Melebihi 1 Gram Emas
Berdasarkan anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencuci tangan menggunakan sabun selama 20 detik adalah alternative terbaik untuk membersihakn tangan dari kuman termasuk virus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mencatat, air dan sabun jauh lebih efektif dibandingkan hand sanitizer.
Saat menggunakan hand sanitizer, orang mungkin tidak mengeluarkan jumlah cairan dalam jumlah yang cukup besar, dan kebiasaan menyeka sebelum kering juga akan berpengaruh.
Diungkapkan bahwa sabun apa pun bisa digunakan.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), tidak ada bukti ilmu yang cukup yang menyarankan bahwa sabun antibakteri yang dijual bebas lebih efektif untuk mencegah penyakit daripada sabun biasa.