Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi, Senin (3/3/2020) pukul 17.33 WIB.
Berdasarkan pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), guguran awan panas meluncur sejauh 3 kilometer dengan kecepatan 23 milimeter.
Adapun durasi lama gempa mencapai 540 detik.
Luncuran awan panas tersebut kemudian mengarah ke Besuk Kembar dan Besuk Bang.
Namun, demikian, status Gunung Semeru masih dinyatakan di waspada level 2.
Dilansir Kompas.com, muncul lava pijar akibat naiknya suplai magma dalam sepekan terakhir.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BPBD mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pada radius satu kilometer dan wilayah sekitar empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara Gunung Semeru pasca-erupsi.
Jalur tersebut merupakan jalur luncuran awan panas dari kawah utama.
Baca: Curiga Orang di Dekatmu Kena Virus Corona? Kenali 5 Ciri Kena Covid-19 dan 11 Tips Cegah Penularan
Baca: Virus Corona Belum Reda, China Kembali Munculkan Penyakit Misterius di Afrika, Gejalanya Lebih Parah
Selain itu, masyarakat juga diharapkan agar selalu waspada terhadap potensi luncuran awan panas di Kawah Janggring Saloko agar kemudian fenomena alam tersebut tidak menjadi bencana.
"Selain itu juga pada wilayah sekitar empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara yang menjadi jalur luncuran awan panas dari kawah utama," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Malang, Jawa Timur Bagyo Setiono.
Saat terjadi erupsi pada Senin sore (3/3/2020), luncuran awan panas terpantau sejauh sekitar tiga kilometer.
"Iya benar (mengeluarkan awan panas).
Guguran awan panas teramati dengan amplitudo maksimal 23 milimeter, dengan lama gempa hingga 540 detik," kata Bagyo.
Bagyo menambahkan, fenomena alam tersebut sudah sering terjadi dan kondisi saat ini masih aman dan terkendali.
Gunung yang memiliki ketinggian 7.676 meter dari permukaan laut (mpdl) itu telah 8 kali mengeluarkan lava pijar pada 29 Februari 2020. Kondisi itu teramati dari pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB.