Dinilai Agresif dalam Atasi Penyebaran Virus Corona, China Berhasil Turunkan Angka Korban Meninggal

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja rumah duka mengambil jenazah seorang penduduk, yang dilaporkan meninggal karena novel coronavirus (2019-nCoV) di rumah, di luar gedung tempat tinggal di Wuhan, di provinsi Hubei, Tiongkok tengah, 01 Februari 2020.

Data yang mereka lihat menunjukkan bahwa itu telah menyelamatkan banyak orang dari penyakit dan kemungkinan kematian.

"Ratusan ribu orang di China tidak mendapatkan COVID-19 karena respons agresif ini," katanya.

Baca: Liga Spanyol Nekat Undang Klub dari Sarang Virus Corona untuk Tonton El Clasico

Baca: Temuan Terbaru Ilmuwan China tentang Asal Virus Corona, Ternyata Berasal dari Luar Wuhan

Peringatan WHO

Penurunan kasus virus corona di pusat wabah, China ini berkebalikan dengan yang terjadi di negara-negara lain dimana jumlah kasus terus bertambah pesat.

Terkait hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau kepada setiap negara untuk bertindak agresif dalam upaya mencegah penyebaran virus corona sebelum terlambat.

Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, saat ini bukanlah saat yang tepat untuk ketakutan.

"Ini adalah waktu untuk mengambil tindakan untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan hidup sekarang," ujar Tedros.

Dilansir oleh Reuters, Tedros menyatakan, negara-negara kaya yang berpikir bahwa mereka aman dari virus corona, seharusnya memperkirakan adanya kejutan.

 "Tidak ada negara yang boleh beranggapan tidak akan mendapatkan kasus virus corona, itu akan menjadi kesalahan fatal," kata Tedros, di Jenewa, Kamis (27/2/2020), seperti dikutip Kompas.com dari Reuters.

Tedros mencontohkan kasus virus corona di Italia dimana sebanyak 17 orang meninggal dunia.

Hal itu menjadikannya sebagai wabah terburuk di Eropa.

Merespons perkembangan virus corona di negaranya, Pemerintah Italia menyetok kebutuhan medis, memerintahkan penutupan sekolah, dan membatalkan event-event besar, termasuk olahraga.

Baca: Gara-Gara Virus Corona Melonjak, Iran Batalkan Salat Jumat

Baca: Mengenal Huang Xiqiu, Arsitek RS Khusus Corona di Wuhan yang Lahir dan Sekolah di Jember

Tedros juga mengungkapkan, virus corona memiliki potensi menjadi pandemik.

Iran dan Italia menjadi pusat infeksi utama, dengan orang-orang yang bepergian dari sana menyebarkan virus lebih jauh.

Beberapa pejabat Iran telah terinfeksi, yang terakhir merupakan Wakil Presiden untuk Urusan Wanita dan Keluarga Masoumeh Ebtekar.

"Itulah yang terjadi di seluruh dunia yang sekarang menjadi perhatian terbesar kami," kata Tedros seperti dikutip dari BBC, Jumat (28/2/2020).

Sejauh ini, sebanyak 83.265 kasus terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini telah menewaskan 2.858 orang.

Dikabarkan, pasar saham di seluruh dunia telah terjun bebas di tengah kekhawatiran adanya peningkatan pembatasan perjalanan yang akan mencegah aktivitas bisnis.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com/Virdita Rizki Ratriani/Aditya Jaya Iswara)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer