Peristiwa ini turut membuat orangtua korban panik dan cemas.
Salah satunya adalah Hartono.
Baca: Sungai Maron Pacitan
Baca: Bawa PSS Sleman ke Papan Atas Liga 1, Seto Nurdiantoro Mengaku Belum Puas
Ia mengatakan saat itu ia sedang pulang kerja dan mendapat telepon dari adiknya bahwa sejumlah siswa SMPN1 Turi hanyut saat susur sungai.
Ia lantas datang ke lokasi untuk mencari anaknya, Salma Kusuma Haryani, yang merupakan satu di antara peserta susur sungai SMPN 1 Turi tersebut.
"Saya ditelpon adik ada banjir.
Saya ke lokasi anak saya tidak ada, saya nangis, panik," katanya.
Baca: FILM - Napoleon Dynamite (2004)
Baca: Heboh Ruang Kendali Nuklir Sunda Empire, Tak Dijaga Ketat, Penampakannya di Luar Nalar
Di tengah kepanikan itu, ada informasi bahwa empat korban meninggal.
Ia semakin khawatir satu di antara mereka adalah anaknya.
"Lalu ada informasi dari salah satu wali, anak saya selamat. Alhamdullilah," ujarnya.
Baca: Viral Gegara Hal Sepele, Perempuan Ini Diminta Kembalikan Barang & Uang dari Mantan saat Pacaran
Baca: Lowongan Kerja Rebahan di Kasur Gaji Rp 222,9 Juta Plus Makan Gratis Selama 2 Bulan, Berminat?
Hartono berharap, pihak sekolah lebih jeli melihat situasi jika mengadakan kegiatan di luar sekolah atau di alam terbuka.
Ia menilai kegiatan semacam itu baik, asal dilakukan tepat pada waktunya.
"Sekarang musimnya hujan cuaca tidak menentu.
Karena ini jelajah di luar ruang, pembina harus jeli, di atas hujan," tuturnya.
Baca: Malioboro, Yogyakarta
Baca: Prakiraan Cuaca Sabtu 22 Februari 2020: Waspada Hujan Petir di Yogyakarta dan 2 Wilayah Lainnya
Seperti diketahui, 257 siswa SMP 1 Turi, Sleman, sedang mengikuti kegiatan Pramuka, yaitu susur sungai di lokasi kejadian.
Saat sejumlah siswa mulai turun ke sungai, hujan belum turun.
Arus sungai juga masih normal.
"Namun, ternyata di hulu sungai hujan," kata Makwan, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, saat dihubungi.
Akibatnya, aliran air dari hulu tersebut cukup deras dan membuat ratusan siswa itu terseret.