46 Warga AS Terinfeksi Corona di Kapal Diamond Princess, Akan Diberi Tambahan Karantina 14 Hari

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang penumpang AS melambai kepada para wartawan ketika tiba di Bandara Haneda, di Tokyo pada 17 Februari 2020 setelah turun di Yokohama dari kapal pesiar Diamond Princess, tempat orang-orang dikarantina di dalam pesawat karena kekhawatiran akan virus corona COVID-19 yang baru. Orang Amerika mulai meninggalkan kapal pesiar yang dikarantina di Jepang pada 17 Februari 2020, untuk naik ke pesawat sewaan ketika jumlah kasus virus corona baru yang didiagnosis di kapal itu melonjak menjadi 355. Kazuhiro NOGI / AFP

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebagian warga Amerika telah diperbolehkan meninggalkan kapal pesiar Diamond Princess setelah dikarantina di Jepang.

Namun, sebagian harus tinggal lebih lama untuk dikarantina tambahan.

Mereka kembali menggunakan pesawat sewaan ke Amerika Serikat.

Jumlah kasus baru yang didiagnosis pada kapal itu melonjak menjadi 335.

Evakuasi dari Diamond Princess dimulai pada hari Senin (17/2/2020) waktu setempat.

Dikutip dari Daily Mail, kapal pesiar Diamond Princess dikarantina 14 hari termasuk kru dan penumpangnya pada awal Februari.

Hal itu dilakukan setelah seorang mantan penumpang dinyatakan positif terkena virus corona.

Baca: Pasien Sembuh Virus Corona Tembus Angka 10.610, China Terus Berjuang Lawan Virus Corona

Sebanyak 46 warga negara Amerika Serikat yang berada di kapal Diamond Princess dites dengan hasil positif

Mereka belum diijinkan naik pesawat carteran untuk kembali ke Amerika Serikat.

Petugas karantina dan staf medis yang mengenakan alat pelindung terlihat bekerja di dekat kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama pada 13 Februari 2020. Setidaknya 218 orang di atas kapal pesiar yang dikarantina di Jepang telah diuji positif untuk novel COVID-19 coronavirus, pihak berwenang mengatakan 13 Februari ketika mereka mengumumkan rencana untuk memindahkan beberapa penumpang tua dari kapal.Kazuhiro NOGI / AFP (Kazuhiro NOGI / AFP)

Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan pada hari Sabtu (15/2/2020) bahwa mereka akan menawarkan kepada 380 orang Amerika yang menjadi penumpang kapal pesiar Diamond Princess.

Mereka diberi pilihan untuk meninggalkan kapal dan terbang pulang dimana mereka tinggal.

Namun harus menunggu dikarantina lebih lama selama 14 hari.

Kementerian pertahanan Jepang mengatakan sekitar 300 dari penumpang kapal pulang dengan bus menuju ke Bandara Haneda Tokyo.

Seorang penumpang AS melambai kepada para wartawan ketika tiba di Bandara Haneda, di Tokyo pada 17 Februari 2020 setelah turun di Yokohama dari kapal pesiar Diamond Princess, tempat orang-orang dikarantina di dalam pesawat karena kekhawatiran akan virus corona COVID-19 yang baru. Orang Amerika mulai meninggalkan kapal pesiar yang dikarantina di Jepang pada 17 Februari 2020, untuk naik ke pesawat sewaan ketika jumlah kasus virus corona baru yang didiagnosis di kapal itu melonjak menjadi 355. Kazuhiro NOGI / AFP

Penumpang yang mengenakan masker kemudian terlihat melambai melalui jendela bus yang terparkir di dekat kapal.

Orang Amerika yang memilih untuk pergi dibawa keluar dari kapal dalam kelompok, melewati kontrol paspor darurat tetapi tidak menjalani pemeriksaan kesehatan.

Seorang penumpang Amerika, Sarah Arana, mengatakan para penumpang naik bus yang dikendarai oleh personel berjas pelindung dari ujung ke ujung.

Mereka diberi tahu bahwa lebih dari selusin kendaraan akan berkendara pada konvoi.

Penumpang kapal pesiar Diamond Princess, yang dikarantina karena takut akan virus corona COVID-19 yang baru, melihat dari dek kapal yang berlabuh di Daikaku Pier Cruise Terminal di pelabuhan Yokohama pada 16 Februari 2020. Orang Amerika mulai meninggalkan kapal pesiar yang dikarantina dari Jepang pada hari Senin untuk naik ke penerbangan carteran rumah karena jumlah kasus virus corona baru didiagnosis pada kapal melonjak menjadi 355.Behrouz MEHRI / AFP

"Saya senang dan siap untuk pergi," kata Arana kepada AFP sebelum meninggalkan kapal.

"Kami membutuhkan karantina yang tepat, bukan ini."

Arana, seorang pekerja sosial medis berusia 52 tahun, mengatakan pemerintah AS seharusnya melakukan intervensi 'lebih awal, pada awalnya'.

Halaman
123


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer