10 Pucuk Senjata Milik Anggota TNI Korban Heli MI-17 Hilang, Diduga Diamankan Masyarakat

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasinya jatuhnya Heli MI 17 di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (10/02/2020)(Dok Pendam XVII/Cenderawasih)

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Menurut pengakuan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab, 10 pucuk senjata api yang dibawa oleh para korban jatuhnya helikopter MI-17 tidak ditemukan di antara puing-puing helikopter.

"Pada saat pengambilan jenazah, senjatanya sudah tidak ada," ujar Herman di Jayapura, Sabtu (15/2/2020).

Dilansir oleh Kompas.com, diduga 7 senapan laras panjang dan 3 pistol yang hilang tersebut diamankan oleh masyarakat yang kebetulan melintas di kawasan jatuhnya helikopter MI-17.

Pihak TNI pun akan melakukan pendekatan agar senjata-senjata dikembalikan.

"Sementara ada informasi, ada masyarakat yang berburu sehingga sementara kita lakukan pendekatan supaya masyarakat kembalikan. Mungkin dalam 1-2 minggu dikembalikan karena itu masyarakat yang berburu," kata Herman.

Diketahui, Heli MI-17 milik TNI AD tersebut hilang kontak sejak 28 Juni 2019.

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah 4 Februari 1962: Helikopter Pertama Amerika Serikat Ditembak Jatuh di Vietnam

Baca: Viral Video Oknum TNI Todongkan Pistol ke Polisi di Majene, Gara-gara Anak Kena Tilang?

Helikopter yang membawa prajurit untuk pergantian pos jaga tersebut hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua, pada 28 Juni 2019.

Setelah dilakukan pencarian, akhirnya Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak sejak Jumat 18 Juni 2019 berhasil ditemukan.

Bangkai heli itu saat ini berada di Pegunungan Bintang.

"Heli MI-17 Penerbad No Reg HA 5138 telah ditemukan di salah satu tebing di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang," ujar Herman Asaribab melalui keterangan tertulis, Senin (10/2/2020).

Setelah mengetahui keberadaan helikopter MI-17, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab akan melakukan proses evakuasi.

Hanya saja, proses evakuasi perlu dipersiapkan secara matang.

Sebab, lokasi jatuhnya heli berada di tebing cukup curam atau dengan sudut hampir 90 derajat.

Selain itu, dalam melakukan proses evakuasi tersebut pihaknya akan meminta izin kepada masyarakat sekitar.

Hal itu karena lokasi jatuhnya helikopter itu selama ini dianggap sebagai tempat yang sakral.

Baca: Kisah Haerul Pria Lulusan SD yang Bisa Buat dan Terbangkan Pesawat, Kini Dipanggil TNI AU ke Jakarta

Baca: Perumahan di Tangsel Terpapar Radiasi Nuklir, Warga Sekitar Terpantau Beraktivitas Seperti Biasa

Proses evakuasi korban Heli MI-17

Pada Jumat (14/2/2020), tim evakuasi telah berhasil mencapai lokasi puing-puing Heli MI-17 penerbad nomor registrasi HA 5138 pada sekitar pukul 12.30 WIT.

Tim evakuasi dari Yonif 751 Raider tiba di lokasi puing setelah berjalan mendaki selama lebih kurang lima jam dari basecamp yang didirikan sejak Kamis (13/2/2020).

Jenazah korban jatuhnya Heli MI 17 tiba di Base Ops Lanud Silas Papare, Jayapura, Papua, Sabtu (15/02/2020)(KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)

Tim juga berhasil menemukan 12 jenazah korban Heli M-17.

Dikutip dari Kompas.com, dari seluruh korban yang berada di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, tim memastikan bisa mengenali identitas 9 jenazah.

Halaman
12


Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer