Serangan pertama dilakukan di sekitar kawasan kuil Buddha.
Di lokasi tersebut pelaku membunuh sekitar 10 orang warga sipil tanpa pandang bulu sembari mengemudikan Humvee.
Hingga akhirnya pelaku menuju ke pusat perbelanjaan Terminal 21, di pusat kota Nakhon Ratchasima (Korat) yang berlokasi di sebelah timur laut Bangkok.
Beberapa media Thailand telah mengunggah video ketika Jakraphanth Thomma melakukan aksi kejamnya.
Dalam video yang beredar, pelaku yang mengenakan seragam militernya tersebut keluar dari mobil militer diikuti dengan serangan tembakan beruntun.
Terjatuhnya beberapa orang akibat serangan tersebut dan suara ledakan peluru yang cukup keras membuat semua orang berlari ketakutan mencari tempat perlindungan.
Para warga sipil yang ketakutan tersebut segera meminta bantuan kepada otoritas setempat dan menghubungi keluarga menggunakan ponsel.
Tak berhenti sampai di situ, rupanya pelaku juga melakukan live streaming atau siaran langsung di akun Facebook pribadinya.
Bahkan pelaku juga sempat megambil swafoto dirinya yang tengah melakukan serangan dengan caption: "saatnya bersenang-senang."
Thailand memiliki tingkat kepemilikan senjata tertinggi di dunia
Thailand merupakan satu dari negara dengan tingkat kepemilikan senjata api tertinggi di dunia.
Oleh karena itu, kasus penembakan massal cukup sering terjadi dan kini masyarakat mulai merasa khawatir.
Akhir 2019 lalu, penembakan pernah terjadi di gedung pengadilan namun tak banyak memakan korban jiwa.
Disusul dengan kasus penembakan yang dilakukan seorang kepala sekolah 'gila' di daerah Lopburi beberapa waktu lalu.
Dalam kasus tersebut dilaporkan tujuh orang ditembak dan 3 lainnya tewas.
Tak hanya itu, setiap minggunya, pihak kepolisian setempat belakangan kerap mendapatkan laporan adanya kasus kekerasan menggunakan senjata api.
Baca: Motif Pelaku Penembakan di Mall Thailand Diduga karena Perselisihan Utang, Urusan Penjualan Rumah
Baca: Tentara di Thailand Lakukan Penembakan Massal di Sebuah Mal Tewaskan 21 Orang, Begini Kronologinya