KISAH VIRAL Mbah Sri, Setiap Hari Tempuh 180 KM demi Jualan Pisang di Pasar Gede Solo 

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbah Sri dengan pisang dagangannya. Setiap hari, nenek ini menempuh 180 KM demi mengais rezeki dari Ngawi ke Solo.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasar Gedhe Surakarta merupakan nadi pedagang yang berada di jantung kota.

Tempat ini merupakan lahan transaksi warga Solo maupun luar kota.

Seorang nenek berusia sekitar 80 tahun merupakan satu dari para penjual yang menjajakan dagangannya di pasar ini.

Dia adalah Sri Rejeki, yang lebih dikenal dengan nama Mbah Sri.

Usianya sudah tidak muda lagi, tapi keinginan dan semangatnya untuk mencari nafkah masih membara.

Kerutan di wajah tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya, ketika ada orang yang membeli dagangannya.

Baca: Ternyata Nama Cucu Jokowi Lembah Manah juga Dimiliki Anak SD Asal Solo ini, Siapa Dia?

Baca: Pedagang Pasar Gede Solo Bancakan Sambut Kelahiran La Lembah Manah: Tambah Wayah Tambah Berkah

Mbah Sri menawarkan dagangannya kepada orang-orang yang lewat di pintu masuk sebelah barat Pasar Gedhe Solo (TribunnewsWiki/Ika Wahyuningsih)

Mbah Sri merupakan seorang penjual pisang asal Ngawi.

Nenek asal Ngampon, Ngawi, ini biasa membawa pisang dagangannya menggunakan bakul gendong.

Pisang yang dijual bukanlah hasil kebunnya sendiri.

Mbah Sri membelinya di Ngawi dan menjualnya di Sar Gedhe Solo, julukan pasar tradisional terbesar di Kota Solo itu.

Sehingga, setiap hari Mbah Sri harus menempuh jarak Ngawi-Solo PP, sekitar 180 kilometer.

"Nek kulakan ten Ngawi mbak, ngedole neng Solo. Soale ngedol ten Ngawi boten bathi (Jika kulakan saya di Ngawi, tapi menjualnya di Solo. Karena jika menjual di Ngawi, tidak ada labanya)," ujar Mbah Sri.

Mbah Sri sehari-harinya tinggal di Ngawi bersama seorang cucu laki-lakinya, yang  sekarang duduk di bangku MA.

"Di rumah saya tinggal dengan cucu, tidak tahu usianya, yang pasti sekolah MA,” terangnya dengan bahasa Jawa kental.

Wanita yang sudah memasuki usia senja ini kemudian menceritakan keluarganya.

"Suami saya di Pontianak, anak 3 di Sumatera dan Kalimantan," terang Mbah Sri.

Kepada Tribunnewswiki.com, Mbah Sri mengaku telah berjualan pisang sejak ia masih kecil.

Baca: Toko Kopi Podjok, Toko Kopi Legendaris di Pasar Gede Solo Sejak Tahun 1947

Mbah Sri biasa berjualan di dalam Pasar Gedhe, tepatnya berada di samping kiri pintu masuk ke dalam pasar.

Nenek ini akan terlihat duduk di samping meja kecil yang digunakkannya untuk menaruh pisang dagangannya.

Dia menceritakan bahwa dulu sering berpindah-pindah tempat untuk menjajakan jualannya.

Halaman
12


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer