Diwartakan TribunJakarta.com saat baru tiba di lokasi proyek, Prasetyo EDi dibuat geram lantaran ada ratusan bibit tanaman yang diletakan tepat di depan pintu masuk.
Ratusan bibit tanaman itu pun menyebabkan Prasetyo Edi dan rombongan kesulitan memasuki area proyek.
Ia menilai bibit tanaman itu sengaja ditaruh agar mereka susah masuk ke dalam kawasan Monas.
"Ini apa-apaan, ada tanaman di depan pintu, kemarin saya ke sini belum ada ini.
Sengaja ini biar orang susah masuk," ucapnya, Selasa (28/1/2020).
Tak hanya itu, Prasetyo Edi juga geram melihat betonisasi yang dilakukan di area sisi selatan Monas itu.
Prasetyo Edi menilai, betonisasi ini bisa menghambat resapan air yang dapat menyebabkan genangan di sekitar Monas bila hujan deras melanda kawasan itu.
Politisi PDI Perjuangan ini pun kemudian meminta para petugas yang sedang bekerja untuk membongkar ulang saluran air yang sudah dibetonisasi.
Pembongkaran ini sendiri dilakukan menggunakan alat berat atau ekskavator.
Saat saluran air itu terbuka, Prasetyo Edi kemudian mengambil potongan pipa sepanjang kurang lebih dua meter.
Lalu, dirinya memasukan pipa tersebut untuk mengukur kedalaman saluran air tersebut.
"Untuk apa kayak gini? Lihat bos di dalamnya cuma segitu bos," ujarnya kepada Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto.
Dicecar oleh Prasetyo Edi, Heru hanya bisa diam tanpa berkata sepatah katapun.
Sekretaris Daerah (Sekda) Saefullah yang hanya turut hadir dalam sidak kali ini lalu memerintahkan seorang petugas untuk turun langsung mengecek kedalam saluran air tersebut.
Setelah dicek, kedalaman saluran itu ternyata hanya setinggi lutut orang dewasa.
Melihat hal tersebut, politisi PDI Perjuangan ini pun makin geram dan meminta Heru menyuruh anak buahnya melakukan pembersihan saluran air secara rutin.
"Minta tolong ini kan sudah terjadi. Nanti suruh orang turun bersihkan semua, ini hujan pasti banjir," kata Prasetyo Edi.