“PSIM menyelamatkan aset dari daerah. Kami berharap sekali rivalitas yang terjadi beberapa tahun terakhir antar suporter (PSIM dan PSS) mampu teratasi dengan kedatangan mas Seto ini," harapnya.
Selain bercerita tentang target tim, Seto Nurdiantoro juga sempat berkelakar tentang apa yang terjadi dengan dirinya dan manajemen PS Sleman beberapa waktu lalu dan “diselamatkan” oleh PSIM Yogyakarta dengan tetap berkarier di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memang menjadi keinginan diirnya
“Mungkin, mungkin beliau-beliau (manajemen PSIM) merasa kasihan pada saya (hingga akhirnya direkrut jadi pelatih).”
“Saya sendiri disio-sio (saya sendiri disia-siakan),” ucap Seto Nurdiantoro diiringi gelak tawa dari orang-orang di Wisma Soeratin.
Dirinya pun enggan mengumbar janji manis kepada pandemen Laskar Mataram, namun yang pasti dia bertekad mencurahkan tenaga serta pikirannya bagi PSIM.
"Mungkin yang perlu kita ketahui buat teman suporter PSIM juga, dengan hadirnya saya tidak menjamin PSIM menjadi lebih bagus atau PSIM masuk Liga 1.”
“Saya juga tidak bisa menjamin. Tapi yang bisa menjamin adalah kerja keras kami (tim). Itu yang mungkin akan menjamin PSIM akan lebih berprestasi," kata Seto.
"Jadi saya harap suporter jangan berekspektasi yang terlalu tinggi, tapi kalau kita memulai semuanya dengan bagus, kerja keras, diiringi doa, harapannya apa yang diimpikan akan berjalan lancar.”
“Juga semua stakeholder saling mendukung, apa yang kita impikan akan terjadi, tapi dibutuhkan kerja keras," tambahnya.