Sebab ketika hendak melakukan penggeledehan terkait kasus suap atau korupsi, KPK harus meminta izin terlebih dahulu.
Uraian Sudjiwo Tedjo itu pun dianggap warganet merupakan sebuah logika satir untuk KPK.
"Logikanya : KPK mengumumkan rencana penggeledahannnya demi ngasih contoh budi pekerti yg ud gak diajarkan di sekolah2.
Pendidikan gagal. Milenial ud gak punya unggah-ungguh.
KPK terpanggil memberi pendidikan kulo nuwun.
Bahkan ketika mau menggeledah. Ini sangat mulia," tulis Sudjiwo Tedjo.
Sebelumnya, Sudjiwo Tedjo juga sempat membuat cuitan terkait kegusarannya atas kiprah KPK saat ini.
Dalam pernyataannya itu, Sudjiwo Tedjo mengaku telah kecewa terhadap KPK.
Sebab kini, KPK sudah menjadi lembaga lemah.
Sudjiwo Tedjo juga mengkritik soal proses birokrasi yang seolah mempersulit ruang gerak KPK.
"Gimana kalau para pejabat Dewan Pengawas KPK mundur saja, agar kekecewaan kami nggak dobel2.
Satu saja, kecewa karena KPK jadi lemah. Mau geledah aja ribet birokrasinya.
Sekarang kami ud kecewa KPK jd lemah, kecewa pula knp tokoh2 berintegritas mau2nya dijadikan Dewan Pengawas?" cuit Sudjiwo Tedjo pada Minggu (12/1/2020).
Wahyu dijadikan tersangka karena diduga menerima suap setelah berjanji untuk menetapkan caleg PDI-P Harun Masiku sebagai anggota DPR terpilih melalui mekanisme PAW.
KPK menyebut Wahyu telah menerima uang senilai Rp 600 juta dari Harun dan sumber dana lainnya yang belum diketahui identitasnya.
Sedangkan, Wahyu disebut meminta uang operasional sebesar Rp 900 juta untuk memuluskan niat Harun.
Wahtyu Setiawan ditangkap saat hendak terbang ke Bangka Belitung pada Rabu siang.
Hal itu diketahui salah seorang staf humas KPU yang pergi bersamanya, tak mendapati Wahyu turun dari pesawat.
Padahal sebelumnya, staf tersebut mengaku memasuki pesawat yang sama bersama Wahyu dan seorang staf pribadinya.