Untuk pembinaan usia muda, Shin Tae-yong akan menjadi manajer timnas U-16, U-19/ U-20, serta U-22/U-23.
Pelatih asal Korea Selatan itu sudah tiba di Indonesia pada Rabu (8/1/2020).
Baca: Gagal Bayar Nazar Medali Emas, Indra Sjafri Ziarah ke Makam Orangtua, Tulis Soal Terima Hinaan
Baca: Jelang Final SEA Games, Indra Sjafri: Semua Pemain Fit, Kita Siap Tempur
Lima hari setelah datang, Shin Tae-yong direncanakan akan langsung menggelar pemusatan latihan dengan memanggil total 60 pemain.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, rata-rata usia pemain yang dipanggil Shin Tae-yong pertama berkisar 19 hingga 22 tahun.
Selain dibantu Nova dan Indra Sjafri, Shin Tae-yong juga akan membawa tiga asisten dari Korea Selatan.
Untuk diketahui, Shin Tae-yong mendapat kontrak jangka panjang dari PSSI, yakni selama empat tahun atau hingga 2023 mendatang.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong memberikan peringatan terhadap calon anak-anak asuhnya untuk mengurangi penggunaan media sosial saat memenuhi panggilan negara.
Menurut Shin Tae-yong, menggunakan media sosial bisa memberikan efek negatif buat para pemain dari segi psikologis.
Pelatih asal Korea Selatan itu memang bertipe old school dan tidak terlalu mengikuti tren masa kini.
Namun ada alasan kuat darinya yang mendasari sikap tersebut lantaran seorang atlet atau pelaku olahraga wajib berkomitmen secara penuh terhadap pekerjaannya.
Pemain sepak bola di Indonesia memang bak seorang selebriti yang punya banyak pengikut di media sosial dan kerap memberikan komentar-komentar negatif.
Dia khawatir efek negatif itu bisa berdampak terhadap mental bertanding para pemain dan menyebabkan hal-hal yang tak diinginkan.
Baca: Eks Pemain Timnas Ungkap Borok Pemain Asing di Liga, Termasuk Penyerang Persib Bandung
Baca: Pelatih Vietnam Beri Pesan Khusus untuk Shin Tae-yong: Melatih Timnas di Asia Tenggara Tidak Mudah
"Jujur saya sama sekali tidak menggunakan media sosial. Oleh karena itu saya bisa fokus ke pertandingan," kata Shin Tae-yong.
"Jadi ini juga menjadi pesan kepada pemain untuk tidak bermedia sosial saat menghadapi pertandingan," ujarnya menambahkan.
Menurutnya, pemain Indonesia sebenarnya punya kualitas yang bagus namun perlu dibarengi penanganan untuk diarahkan ke arah positif.
Dia sudah memikirkan cara-cara untuk memperbaiki pola pikir para pemain timnas Indonesia agar bisa mendapatkan hasil maksimal dalam pertandingan.
"Hal pertama yang akan saya lakukan adalah merubah pola pikir pemain. Kemampuan individu yang dimiliki masing-masing sudah bagus," tuturnya.
"Jika dibarengi kesadaran bersama untuk bisa bermain secara kolektif dan kompak. Dan pola pikir ini tertanam maka Indonesia bisa menjadi lebih baik," ucapnya.