Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik pada pasukan militer dan koalisi AS di Irak, Selasa (7/1/2019) sekitar pukul 5.30 sore (EST) waktu setempat.
"Dalam beberapa hari terakhir dan sebagai respons terhadap ancaman dan tindakan Iran, Departemen Pertahanan telah mengambil semua langkah yang tepat untuk melindungi personel dan mitra kami. "
"Pangkalan-pangkalan ini telah bersiaga tinggi karena indikasi bahwa rezim Iran berencana untuk menyerang pasukan kami."
"Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer (AS) di Irak yang menampung personel militer dan koalisi AS di Al-Assad dan Irbil.
"Kami sedang meninjau kerusakan atas serangan ini."
'Setelah kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan anggota tentara, mitra, dan sekutu AS di kawasan tersebut. Karena situasi yang berubah cepat, kami akan terus memberikan pembaruan saat tersedia." tulis Badan Pertahanan AS dalam pernyataan tersebut.
Trump telah diberi pengarahan tentang serangan roket tersebut.
"Kami menyadari laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak. Presiden telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya," kata sekretaris Gedung Putih, Stephanie Grisham.
Tidak jelas apakah ada korban di pangkalan tempat Presiden Trump berkunjung pada Desember 2018 lalu.
"Ini adalah rudal jelajah atau rudal balistik jarak pendek," kata sumber senior militer AS di Irak, menurut laporan Fox News. "Di seluruh negeri." lanjutnya.
Menurut sumber pasukan militer di lokasi tersebut, pangkalan Al Asad dihantam oleh tiga rentetan rudal.
Dalam laporan selanjutnya, ada enam roket menghantam pangkalan militer al-Taji.
Laporan media lokal awalnya menyatakan bahwa lima roket menghantam pangkalan militer al-Taji, yang terletak 30 km utara Baghdad.
Sirene juga terdengar menggelegar di dalam konsulat AS di Erbil, di wilayah Kurdistan Irak, menurut Al Ghad TV.
Namun, reporter Kurdistan 24 Barzan Sadiq kemudian mencuitkan bahwa pangkalan al-Taji cukup tenang pada Selasa malam dan menyebut serangan yang diklaim kemungkinan hanya latihan.
Pasukan AS dikatakan secara khusus menargetkan Kataib Hezbollah (KH), sebuah faksi di dalam PMU. Sebagai tanggapan atas serangan berulang kali terhadap pasukan koalisi pimpinan-AS di Irak.
Tiga pangkalan KH yang ditargetkan, yakni di Irak dan dua di Suriah, keduanya termasuk fasilitas penyimpanan senjata dan lokasi komando dan kontrol yang digunakan KH untuk merencanakan dan melakukan serangan terhadap pasukan koalisi.
Trump mengatakan pasukan tentara harus tetap di pangkalan untuk mengawasi Iran.
"Saya ingin bisa mengawasi Iran," kata Trump dalam dan wawancara dengan CBS's Face the Nation pada Februari 2019.