Kedua bendungan itu diharapkan dapat menampung air di wilayah hulu sehingga tak langsung mengalir ke Jakarta.
"Lalu juga bagaimana air itu supaya bisa dipompa ke laut. Dipercepat, bukan hanya melalui sungai itu saja, itu saja kan. Endak ada masalah," ucap Luhut.
Baca: Jawab Anies Baswedan, Ridwan Kamil Beberkan Progres Pembangunan Waduk Ciawi dan Bendungan Sukamahi
Baca: Waduk Gajah Mungkur
Sebelumnya Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa 17 km dari 33 km kali Ciliwung belum dinormalisasi.
Dampak yang terlihat akibat tidak dilanjutkannya program normalisasi sungai Ciliwung membuat sejumlah wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya kebanjiran.
Sungai yang terjamin bebas dari luapan banjir baru sepanjang 16 km, menurut Basuki.
Hal tersebut diungkapkannya setelah meninjau lokasi banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (1/1/2020).
"Mohon maaf, Bapak Gubernur, selama penyusuran Kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani, dinormalisasi 16 km," kata Basuki seperti dikutip Kompas.com (1/1/2020).
Sementara itu, berbeda dengan Basuki, Anies berpendapat bahwa banjir kali ini terjadi bukan karena perkara sudah dinormalisasi atau belum.
"Yang terkena banjir itu di berbagai wilayah.
Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir," kata Anies
Adapun daerah yang sudah dilakukan normalisasi yakni Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Ia mengatakan, banjir Jakarta dapat diselesaikan dengan cara pengendalian air di daerah hulu.
Pengendalian air tersebut dengan membangun kolam retensi seperti dam, waduk, dan embung.
Hal itu bertujuan untuk pengontrolan, pengendalian volume air yang bergerak ke arah hilir.