Namun, co-CEO GoJek, Andre Soelisto sempat mengumbar pihaknya memang akan menambah daftar negara tujuan ekspansinya.
Baca: Nasib Gojek di Luar Negeri: Ditolak Malaysia, Disayang Singapura hingga Thailand
Baca: Gojek Ditolak Masuk Malaysia, Begini Reaksi Menkominfo Rudiantara
"Ini menjadi mimpi kami tahun depan. Layanan yang kami miliki di Indonesia bisa terbuka di beberapa negara lain dengan cepat," ujar Andre.
Hingga sekarang, GoJek sudah mengaspal setidaknya di tiga negara Asia Tenggara, yakni Vietnam, Thailand, dan Singapura.
Sebelumnya, izin GoJek di Malaysia sempat tersendat karena pemerintah setempat melarang kendaraan roda dua dijadikan moda transportasi publik.
Alasannya terkait dengan tingkat kecelakaan yang tinggi.
Tidak hanya di Malaysia, GoJek juga sempat terganjal di Filipina karena aturan kepemilikan saham lokal.
Di Filipina, Andre mengatakan GoJek akan lebih fokus mebangun bisnis pembayaran digitalnya.
GoJek juga telah mengakuisisi salah satu startup fintech Filipina bernama Coin.ph.
Hadirnya GoJek dan Dego Ride di Negeri Jiran bisa jadi membuat posisi Grab terancam.
Sejauh ini, Grab menjadi penyedia ride hailing dominan di Malaysia setelah mengakuisisi unit usaha mantan pesaingnya, Uber, di wilayah Asia Tenggara.
Grab juga sedang berbenah menyesuaikan dengan aturan baru di Malaysia yang mengharuskan sopir transportasi ride hailing memiliki lisensi khusus, surat izin, dan asuransi.
Aturan itu juga mengharuskan kendaraan transportasi online untuk melalui pemeriksaan.