Romahurmuziy mengatakan menerima 'uang keikhlasan' tersebut karena merasa tidak enak kepada Kiai Asep Saifuddin dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Prawansa.
"Haris bilang, 'kalau jenengan nggak mau apa yang saya bilang ke Pak Asep, sebagai pimpinan parpol saya harus membesarkan Parpol, di belakang Haris ada nama Khofifah, ada Kiai Asep. Dua-duanya tokoh sentral, dan saya sangat perlukan untuk Parpol," kata Romahurmuziy.
Setelah Haris pulang meninggalkan kediaman Romahurmuziy, mantan anggota DPR RI itu langsung mengecek nilai nominal uang yang diberikan.
Rupanya dalam bingkisan tersebut terdapat 10 bendel uang, yang masing-masing bendel berisi sekitar Rp. 10 juta.
Dari uang yang diterimanya tersebut, Romahurmuziy mengira terdapat uang tunai sebesar Rp. 250 juta.
"Saya menghitung untuk memastikan apa yang harus dilakukan dengan ini, karena saya nggak serta merta mengembalikan. Saya hitung Rp 250 juta, tanpa menghitung detail, artinya hanya bundelan saja, ada 25 bundel. Apakah semuanya 10 juta semua, saya tidak menghitung," tambah Romahurmuziy.
Untuk diketahui, JPU pada KPK mendakwa mantan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, menerima suap senilai total Rp 416,4 Juta pada perkara suap pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama.
Pemberian suap tersebut dari Haris Hasanuddin, mantan Kepala Kantor Kemenag Provonsi Jawa Timur, senilai Rp 325 Juta.
Selain itu, Romahurmuziy juga menerima uang dari mantan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik, dan Muafaq Wirahadi, sebesar Rp 91,4 Juta.
Atas perbuatan itu, Romy dianggap melanggar Pasal 12 huruf b atau 11 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Profil Romahurmuziy
Dikutip dari Tribunnewswiki.com, berikut profil singkat tentang Romahurmuziy.
Muhammad Romahurmuziy lahir di Sleman pada 10 september 1974.
Ayah Romahurmuziy, M Tochah Mansoer merupakan pendiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
Sedangkan sang Ibu, Umroh Machfudzoh menjabat sebagai Ketua DPW PPP Yogyakarta periode 1985-1995 serta Ketua Umum PP Wanita Persatuan periode 1993-1998.
Romahurmuziy merupakan cucu dari Menteri Agama ketujuh, KH M Wahib Wahab.
Selain itu, Romahurmuziy juga merupakan cicit dari Kiai Wahab Hasbullah, salah satu pendiri NU.
Romahurmuziy menempuh pendidikan dasarnya di SD Negeri Ungaran 1, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 Yogyakarta, dan SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Setelah lulus SMA, Romahurmuziy melanjutkan pendidikan S1 Jurusan Teknik Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Romahurmuziy juga meraih gelar Magister di Jurusan Teknik dan Manajemen dari universitas yang sama.