Namun, hotel tersebut bukan bagian dari BUMN perhotelan atau PT Hotel Indonesia Natour (Persero) (Inna Hotel Group).
"BUMN yang memiliki bisnis inti hotel ya Inna Hotel. Tapi tidak tahu, ternyata ada 85 hotel dimiliki BUMN," ucap Arya, Selasa (10/12/2019).
Nantinya, bisnis-bisnis di luar bisnis inti perusahaan pelat merah bakal dilebur sehingga perusahaan yang bersangkutan bisa kembali menjalankan bisnis sesuai dengan inti bisnis yang mereka miliki.
"Kami ingin buat semua kembali ke bisnis inti masing-masing. Itu tetap mekanisme bisnis," ujar dia.
BUMN dan oknum yang ingin menggemukkan diri
Dikutip dari Kompas, Erick menuturkan, perusahaan BUMN harus selaras dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo.
Visi dan misi tersebut terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Menurut Erick, BUMN yang membentuk anak-cucu perusahaan tidak bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Bahkan anka-cucu perusahaan BUMN dicurigai berisi oknum-oknum yang ingin menggemukkan diri.
Baca: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Supervisor PT Krakatau, Erick Thohir : Dia Tak Lagi Bagian BUMN
Baca: Sosok Garibaldi Thohir, Kakak Erick Thohir, Orang Terkaya No 16 di Indonesia: Hartanya Rp 24 Triliun
“Visi Presiden menciptakan lapangan kerja, ternyata nanti BUMN punya anak hanya menggemukkan diri dan diisi oleh kroni-kroni oknum," kata Erick.
Selain itu Erick juga menyoroti pegawai BUMN yang diisi oleh pensiunan.
"Bahkan mohon maaf, saya bukan anti-orang tua, saya apresiasi. Tapi kalau semua diisi oleh pensiunan, sedangkan 58 persen penduduk Indonesia berusia muda, berati kan (BUMN) enggak buka lapangan kerja,” lanjut Erick.