Sebelumnya, Erick Thohir telah mencopot jabatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Ari Askahara.
Hal tersebut lantaran sang mantan dirut melakukan penyelundupan barang mewah ilegal berupa motor Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton.
Kali ini Erick menemukan 142 perusahaan anak cucu Pertamina.
Baca: Karni Ilyas Sebut Erick Thohir Punya Proyek di Garuda, Begini Penjelasan Arya Sinulingga
Baca: Peringati Hari Antikorupsi Menteri Erick Thohir Jadi Tukang Bakso dengan Wishnutama & Nadiem Makarim
Penemuan tersebut membuat sang Menteri BUMN khawatir perusahaan-perusahaan tersebut justru akan menggerogoti Pertamina.
Dikutip dari Kompas.com, penemuan tersebut terungkap ketika Erick menghadiri rapat bulanan dengan perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut.
"Kemarin saya rapat dengan Pertamina, ternyata ada 142 perusahaan di Pertamina," ujar Erick Thohir ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Jumat (14/12/2019).
Mengetahui hal tersebut, Erick meminta Pertamina memberikan pemetaan masing-masing anak cucu perusahaan tersebut.
Selain itu, Erick juga meminta jajaran direksi dan komisaris memeriksa kesehatan masing-masing perusahaan.
Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi perusahaan-perusahaan tersebut berdampak merugikan Pertamina sebagai perusahaan induk.
"Saya juga enggak mau nanti ternyata seperti saya bicara 142 perusahaan Pertamina hanya oknum-oknum yang akhirnya menggerogoti Pertamina. Nah, ini yang saya sudah minta laporan daripada direktur utama dan komisaris utama," ujar Erick.
Dilansir oleh Tribunnews, 142 perusahaan tersebut, menurut Erick, dapat menggerogoti keuangan Pertamina.
Oleh karena itu dirinya meminta direksi dan komisaris untuk bertindak tegas.
"Saya tidak mau 142 perusahaan di Pertamina hanya oknum-oknum yang gerogoti Pertamina. Saya minta laporan Dirut dan Komut," kata Erick.
Erick Thohir menambahkan, dirinya telah mengeluarkan peraturan terkait pembentukan anak atau cucu usaha baru dari BUMN.
"Saya keluarkan Kepmen pembentukan anak usaha dan cucu usaha. Kita review alasannya apa, jangan sampai digerogoti oknum untuk perusahaan yang sehat," pungkasnya.
Tak hanya Pertamina
Baca: Menteri BUMN Erick Thohir Bakal Rombak Jajaran Direksi Garuda Indonesia, Sebut Ini Mandat Jokowi
Baca: Selain Bisnis Hotel, Erick Thohir Singgung BUMN Diisi Pensiunan dan Minim Lapangan Kerja
Sebelumnya, Erick Thohir berencana akan melebur bisnis-bisnis sampingan yang dimiliki oleh BUMN.
Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti temuan mengenai banyaknya BUMN yang memiliki anak dan cucu usaha yang berbeda dari bisnis inti.
Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga mencontohkan, saat ini terdapat 85 hotel yang dimiliki oleh BUMN.
Namun, hotel tersebut bukan bagian dari BUMN perhotelan atau PT Hotel Indonesia Natour (Persero) (Inna Hotel Group).
"BUMN yang memiliki bisnis inti hotel ya Inna Hotel. Tapi tidak tahu, ternyata ada 85 hotel dimiliki BUMN," ucap Arya, Selasa (10/12/2019).
Nantinya, bisnis-bisnis di luar bisnis inti perusahaan pelat merah bakal dilebur sehingga perusahaan yang bersangkutan bisa kembali menjalankan bisnis sesuai dengan inti bisnis yang mereka miliki.
"Kami ingin buat semua kembali ke bisnis inti masing-masing. Itu tetap mekanisme bisnis," ujar dia.
BUMN dan oknum yang ingin menggemukkan diri
Dikutip dari Kompas, Erick menuturkan, perusahaan BUMN harus selaras dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo.
Visi dan misi tersebut terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Menurut Erick, BUMN yang membentuk anak-cucu perusahaan tidak bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Bahkan anka-cucu perusahaan BUMN dicurigai berisi oknum-oknum yang ingin menggemukkan diri.
Baca: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Supervisor PT Krakatau, Erick Thohir : Dia Tak Lagi Bagian BUMN
Baca: Sosok Garibaldi Thohir, Kakak Erick Thohir, Orang Terkaya No 16 di Indonesia: Hartanya Rp 24 Triliun
“Visi Presiden menciptakan lapangan kerja, ternyata nanti BUMN punya anak hanya menggemukkan diri dan diisi oleh kroni-kroni oknum," kata Erick.
Selain itu Erick juga menyoroti pegawai BUMN yang diisi oleh pensiunan.
"Bahkan mohon maaf, saya bukan anti-orang tua, saya apresiasi. Tapi kalau semua diisi oleh pensiunan, sedangkan 58 persen penduduk Indonesia berusia muda, berati kan (BUMN) enggak buka lapangan kerja,” lanjut Erick.