Sumbang Populasi LGBT Terbesar Indonesia, Wakil Gubernur Sumbar: Tak Ada Toleransi bagi Mereka

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyatakan tidak ada toleransi bagi LGBT di Tanah Minang.

2. Faktor keluarga

Pembentukan karakter seorang individu dimulai dari lingkungan terdekatnya yaitu keluarga.

Jika pada proses pembentukan karakternya individu tersebut dibuat bingung dengan karakternya sendiri, tentunya pembentukan orientasi seksualnya juga bisa bermasalah.

Contohnya adalah seperti keluarga yang memperlakukan anak perempuan seperti anak laki-laki dan juga sebaliknya.

Meskipun tidak semua kasus seperti ini menunjukkan bahwa seseorang dapat memiliki orientasi seksual yang tidak semestinya, namun faktor ini tetap menjadi satu dari penyebab yang masih banyak ditemui hingga saat ini.

3. Faktor lingkungan lebih dari faktor genetis

Baca: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 7 Desember 2019, Leo Tampak Tegang, Aquarius Tidak Apa-apa Bersedih

Baca: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 7 Desember 2019: Libra Dapat Kabar Baik, Pisces Perlu Istirahat Emosional

Selain faktor keluarga, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh pada pembentukan psikoseksual seseorang.

Faktor lingkungan biasanya akan semakin kuat ketika seseorang memasuki usia remaja.

Individu yang pada awalnya heteroseksual juga bisa berubah orientasi seksualnya jika masuk ke dalam lingkungan dengan orientasi seksual yang tidak biasa.

Pengalaman seksual seseorang untuk pertama kali juga bisa berpengaruh pada orientasi seksual ke depannya.

Bisa dikatakan bahwa orientasi seksual yang menyimpang ini bisa diajarkan pada seseorang yang orientasi seksualnya normal, lebih mudah diajarkan lagi pada seseorang yang belum memiliki pengalaman seksual sama sekali.

4. Penyalahgunaan teknologi

Kecanggihan teknologi memang memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia.

Tapi jika tidak digunakan dengan bijak maka bisa menyebabkan penyimpangan orientasi seksual.

Individu dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang LGBT, tapi sayangnya informasi ini tidak didukung dengan pengetahuan yang memadai.

Pada akhirnya individu yang mendapat informasi ini pun akan menyerap informasi tersebut seadanya dan akan sangat mungkin menyalahartikan informasi tersebut.

Jika tidak dibarengi dengan pengetahuan tentang apa itu LGBT sebenarnya dan apa dampak dari orientasi seksual yang menyimpang, individu tersebut bisa beranggapan bahwa LGBT adalah sesuatu yang wajar.

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, TRIBUNPADANG/Rizka Desri Yusfita, EARTAKOTA/Dian Anditya Mutiara)



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer