Akibatnya, ada satu anggota Densus 88 yang terkena luka sabetan senjata tajam atau sajam.
"Saat dilakukan upaya penangkapan kedua orang disebut melakukan perlawanan dan menggunakan senjata tajam dan airsoft gun," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019), dikutip Tribunnews.com.
Karena perlawanan tersebut, satu anggota Densus 88 mengalami luka di bagian tangan.
"Satu anggota Densus 88 mengalami luka-luka di bagian tangan akibat sabetan benda tajam dan luka di bagian belakang," jelasnya.
Baca: Belum Umumkan Pelatih Timnas yang Baru, Inilah Alasan PSSI Tolak Utusan Luis Milla
Baca: Aksi Walk Out Mahasiswa Harvard saat Kuliah Umum Diplomat Israel: Pemukiman Israel itu Ilegal
Kesaksian Warga
Menurut penuturan Sardan, warga setempat, petugas Densus 88 meringkus terduga teroris di dekat rumahnya.
Dirinya sempat melihat dua sepeda motor yang ditumpangi empat orang.
"Saya melihat ada dua sepeda motor yang ditumpangi empat orang laki-laki.
Tiba-tiba, ada beberapa orang petugas yang mencegat mereka," kata Sardan, Sabtu (16/11/2019).
"Hanya beberapa saat saja, salah seorang terduga teroris mengeluarkan pisau dan menyabetkan ke tangan petugas yang memberhentikannya," sambungnya.
Para terduga teroris yang sedang mengendarai dua sepeda motor tiba-tiba diberhentikan.
Namun mereka tidak tinggal diam dan malah melawan petugas kepolisian.
"'Berhenti kau'," katanya menirukan ucapan petugas.
"Setelah disuruh berhenti salah satu dari petugas, mereka langsung keluarkan senjata tadi," bebernya.
Seketika itu pula polisi menembaknya di bagian dada dan kakinya.
Polisi juga menembak dua orang lainnya pada bagian kaki.
Sementara satu orang lagi melarikan diri ke arah sawah-sawah.
"Jadi karena dia melawan lalu ditembak jeder-jeder, gitu," tutur Sardan.
Dijelaskan Sardan, dia sempat melihat bahwa dari pelaku yang dilumpuhkan itu ada ditemukan senjata rakitan yang disimpan oleh orang yang ditembak pada bagian dadanya.