FSI pertama kali diselenggrakan pada 1994, dan berlangsung setiap tahunnya hingga 1998.
4. Dinobatkan sebagai Pemusik Kreatif oleh PWI cabang Yogyakarta
Pada 1995, satu dari pemeran film Petualangan Sherina ini dinobatkan sebagai Pemusik Kreatif oleh Persatuan Wartawan Indonedia (PWI) cabang Yogyakarta.
Putra bungsu koreografer dan pelukis senior Indonesia Bagong Kussudiardja ini pernah masuk nominasi sebagai Penata Musik Terbaik di Festival Sinetron Indonesia (FSI) 1996.
Djaduk pernah mendapatkan peghargaan dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2000.
UNESCO merupakan organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca: Kiprah Djaduk Ferianto, Penata Musik Petualangan Sherina hingga Drupadi yang Dibintangi Dian Sastro
Kabar mangkatnya seniman bertubuh tambun ini disampaikan oleh kakaknya, Butet Kartaredjasa melalui akun Instgram-nya pada Rabu (13/11/2019).
“RIP Djaduk Ferianto,” tulis Butet.
Dalam unggahan berlatar hitam pekat itu, Butet memuat tulisan “Sumangga Gusti” atau yang berarti ‘Silakan Tuhan’ berwarna putih yang menyaratkan duka.
Dikutip dari Kompas.com, rekan Djaduk Ferianto, Debyo, membenarkan kabar bahwa seniman senior itu meninggal dunia.
"Ya, benar," ujar Debyo kepada Kompas.com, Rabu pagi.
Ia mengatakan, Djaduk mengembuskan napas terakhir pada Rabu dini hari pukul 02.30.
Jenazah Djaduk akan disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo, Yogyakarta, pada Rabu siang.
Menurut rencana, Djaduk akan dikebumikan di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul, pada Rabu sekitar pukul 15.00.
Kabar duka dari Djaduk Ferianto mengejutkan banyak pihak.