Djaduk Ferianto dikenal sebagai seniman musik dengan segenap kecintaannya terhadap budaya Indonesia.
Karya-karya yang dilahirkan Djaduk Ferianto lekat dengan musik-musik tradisi.
Djaduk Ferianto merupakan anggota kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik.
Baca: Djaduk Ferianto
Baca: Seniman Asal Yogyakarta Djaduk Ferianto Meninggal Dunia, Sempat Dijadwalkan Tampil di Ngayogjazz
Tak hanya bermusik, Djaduk Ferianto juga menyutradari beberapa pentas teater.
Selain itu, dirinya kerap menggarap ilustrasi sinetron televisi.
Sudah sejak tahun 1972 dirinya menggarap ilustrasi musik untuk sinetron, jingle iklan, serta penata musik teater.
Tak hanya bergelut di bidang musik, pria kelahiran Yogyakarta, 19 Juli 1964 ini juga berkiprah di bidang seni peran.
- Petualangan Sherina (2000)
- Koper (2006)
- Jagad X Code (2009)
- Cewek Saweran (2011)
Sebagai seorang seniman musik, tentu Djaduk Ferianto mewarisi sederet karya.
Ia berkarier bersama grup musiknya, Kua Etnika.
Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (bersama Kua Etnika,1997)
- Parodi Iklan (bersama Orkes Sinten Remen, 2000)
- Janji Palsu (bersama Orkes Sinten Remen, 2003)
- Dia Sumber Gembiraku (Lagu Rohani, 2006)
- Pata Java (bersama Kua Etnika dan Pata Master Jerman)
Tak hanya melahirkan karya musik dan ikut berperan dalam sejumlah film dan teater, seperti yang ditulis oleh Tribun Seleb, seorang Djaduk Ferianto pun meraih segudang prestasi gemilang.
Pria yang terlahir dengan nama Guritno ini pernah menjuarai Musik Humor Tingkat Nasional 1978.
Pada 1982, Djaduk meraih predikat kreativitas terbaik dalam ajang kompetisi akustik se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Djaduk pernah mendapatakan Piala Vidia sebagai Penata Musik Terbaik di Festival Indonesia (FSI) 1995.
Festival Sinetron Indonesia (FSI) merupakan ajang penghargaan dan apresiasi bagi dunia sinetron di Indonesia.
FSI pertama kali diselenggrakan pada 1994, dan berlangsung setiap tahunnya hingga 1998.
Pada 1995, satu dari pemeran film Petualangan Sherina ini dinobatkan sebagai Pemusik Kreatif oleh Persatuan Wartawan Indonedia (PWI) cabang Yogyakarta.
Putra bungsu koreografer dan pelukis senior Indonesia Bagong Kussudiardja ini pernah masuk nominasi sebagai Penata Musik Terbaik di Festival Sinetron Indonesia (FSI) 1996.
Djaduk pernah mendapatkan peghargaan dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2000.
UNESCO merupakan organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca: Kiprah Djaduk Ferianto, Penata Musik Petualangan Sherina hingga Drupadi yang Dibintangi Dian Sastro
Kabar mangkatnya seniman bertubuh tambun ini disampaikan oleh kakaknya, Butet Kartaredjasa melalui akun Instgram-nya pada Rabu (13/11/2019).
“RIP Djaduk Ferianto,” tulis Butet.
Dalam unggahan berlatar hitam pekat itu, Butet memuat tulisan “Sumangga Gusti” atau yang berarti ‘Silakan Tuhan’ berwarna putih yang menyaratkan duka.
Dikutip dari Kompas.com, rekan Djaduk Ferianto, Debyo, membenarkan kabar bahwa seniman senior itu meninggal dunia.
"Ya, benar," ujar Debyo kepada Kompas.com, Rabu pagi.
Ia mengatakan, Djaduk mengembuskan napas terakhir pada Rabu dini hari pukul 02.30.
Jenazah Djaduk akan disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo, Yogyakarta, pada Rabu siang.
Menurut rencana, Djaduk akan dikebumikan di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul, pada Rabu sekitar pukul 15.00.
Kabar duka dari Djaduk Ferianto mengejutkan banyak pihak.