Dikutip dari Tribunnews, seorang guru agama bernama Alexander Pangkey (54) tewas setelah ditikam oleh siswanya sendiri berinisial FL (16), Senin (21/10/2019).
Korban ditikam di halaman sekolah dan meninggal setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Setelah kejadian tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Sulut, dr Grace Punuh mengatakan bahwa tim dari Kementerian Pendidikan bersama Dinas Pendidikan melakukan investigasi.
Hasilnya ada 5 rekomendasi yang dikeluarkan oleh tim ini.
Pertama, izin sekolah dibekukan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Kedua, siswa dimutasikan ke sekolah terdekat, atau didaftarkan paket C.
Ketiga, siswa kelas 10 dan 11 dipindah ke sekolah terdekat setelah melewati tes kompetensi.
Keempat, sebelum dilaksanakan mutasi siswa, akan diadakan pertemuan dengan orang tua siswa.
Kelima, akun dipodik sekolah akan diblokir sementara.
Baca: Fakta Penemuan 4 Kerangka Manusia di Banyumas, Ada Bekas Luka hingga Diduga Korban Pembunuhan
Baca: Sempat Hadiri Pemakaman, Pelaku Pembunuhan di Tegal Tak Tunjukkan Rasa Bersalah
Buruknya pengelolaan sekolah ini akhirnya dibeberkan oleh dr Grace Punuh.
Grace mengatakan bahwa SMK Ichtus adalah sekolah tempat menampung siswa bermasalah.
Siswa yang bermasalah di sekolah sebelumnya dikeluarkan kemudian ditampung di SMK Ichtus, termasuk FL.
FL sebelumnya bersekolah di SMA 10.
Tim juga sering mendapati siswa merokok di sekolah dan sempat dinasihati.
"Kasus yang agak ekstrem dari 4 siswa perempuan 2 sudah hamil dan sudah melahirkan," ujar Grace.
Jadwal pelajaran di sekolah pun tidak ada yang paten, bahkan fleksibel dan sering digabung.
SMK Ichtus diberikan izin operasional sejak tahun 2017 lalu namun tidak menjalankan proses belajar mengajar sesuai standar yang ditetapkan.
"Sering jam 7 pagi belum ada siswa dan di sekolah itu tidak pernah mengadakan upacara bendera, gaji guru tidak lancar dibayar oleh pihak yayasan, karena tidak lancar bagian administrasi juga ada yang sudah mengundurkan diri," imbuh Grace.
Dengan ditutupnya SMK Ichtus, ada 40 siswa yang terancam berhenti mengenyam pendidikan.