Para sasaeng ini juga tak segan memasang kamera kecil untuk 'mengintip' kehidupan pribadi sang idola di rumah.
Bahkan ada juga sasaeng yang berusaha membobol akun sosial media, password keamanan rumah, hingga bersedia membayar mahal agar mendapatkan tiket satu pesawat.
Hal tersebut tentu saja akan menggangu kenyamanan dan keamanan sang idol.
Selain sasaeng, idol juga terancam dengan keberadan anti-fans.
Bahkan terdapat suatu kejadian anti-fans memiliki keberanian untuk membunuh si idol.
Seperti yang terjadi pada Yunho TVXQ dimana ia diberi jus jeruk oleh salah seorang anti-fans yang mengaku sebagai fans.
Ternyata jus jeruk tersebut telah dimasukkan lem kuat.
Karena kejadian tersebut Yunho dilarikan ke rumah sakit dan hingga kini menjadi trauma dan phobia dengan jus jeruk.
6. Para idol mendapatkan gaji setelah beberapa tahun berkarier
Banyak yang mengira menjadi idol adalah cara tercepat mendapatkan uang dari popularitas, album, dan menjual berbagai merchandise yang ludes dipasaran.
Mantan idol KPOP, Prince Mak mengungkapkan jika hal tersebut tidak benar.
Banyak perusahaan yang menerapkan sistem utang kepada para trainee.
Jika trainee sukses melakukan debut, uang yang mereka hasilkan akan digunakan untuk mengganti biaya selama menjadi trainee.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk melunasi utang tersebut.
Bahkan jika utang telah terbayarkan, idol hanya mendapatkan 10 persen dari total seluruh penghasilan si idol.
Termasuk jika sang idol memiliki bisnis pribadi hingga akun YouTube sebagai 'produk', maka nama besar si idol juga menjadi bagian dari 'hak cipta' perusahaan.
7. Berjuang dengan kondisi kesehatan mental di tengah stigma buruk masyarakat Korea Selatan
Karena terus mendapatkan tekanan secara fisik maupun mental, tak jarang membuat para idol harus dihadapi dengan penyakit mental.
Apalagi banyak idola menghabiskan masa kecilnya menjadi trainee dan tidak tumbuh menjadi 'manusia seutuhnya' melainkan menjadi robot para agensi hiburan.
Beberapa idol mengaku jika dirinya menjadi takut disorot publik, takut menjadi gendut, hingga beberapa kasus yang kemudian berkembang menjadi gangguan panik dan depresi.