Secara visual, KPOP membawa 'penyegaran' pada dunia musik terutama di pasar Asia.
Hal tersebut karena KPOP dikemas lebih menarik, penuh warna, ceria, hingga terlihat glamour dan cantik.
Bukan hanya grup perempuan, grup laki-laki asal Korea Selatan juga memiliki visual yang menarik hingga memiliki banyak penggemar di seluruh dunia.
Namun dibalik 'keindahan' tersebut, dunia KPOP menyimpan berbagai sisi gelap.
Dikutip Tribunnewswiki dari ranker.com, berikut sisi gelap industri KPOP yang mungkin belum semuanya kalian ketahui :
Baca: Tanggapi Kasus Sulli: CEMA Akan Tindak Tegas, Parlemen Korea Selatan Usulkan RUU Sulli Act
Baca: Yuk Kenalan sama Super M, Boy Grup Baru SM Entertainment yang Dijuluki The Avengers of Kpop
1. Kehidupan pribadi para idol yang dikontrol penuh
Para eksekutif industri hiburan Hollywood pada 1940-an dikenal memiliki kuasa penuh dalam mengontrol aktor dan aktris mereka.
Para aktor dan aktris terikat dengan kontrak yang berlapis, mengalami kekerasan, pelecehan, diatur dengan ketat, semuanya dikontrol penuh oleh purusahaan.
Hal tersebut juga terjadi di industri KPOP.
Para member grup idola Korea Selatan juga tidak memiliki kebebasan.
Para member tersebut diperlakukan seperti 'produk' perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik perusahaan.
Termasuk beberapa peraturan seperti dilarang berkencan hingga dilarang mengungkap pandangan politik.
Bahkan satu dari member grup TWICE yang bernama Tzuyu harus meminta maaf kepada publik karena pernah mengibarkan bendera Taiwan yang merupakan negara asalnya.
Trainee adalah sebutan bagi orang yang menginginkan debut sebagai idola dan harus menjalani pelatihan rutin dan intensif di perusahaan tempat kalian bergabung.
Meskipun tidak sedikit idola yang berhasil debut kurang dari dua atau tida tahun masa trainee, namun masih banyak orang lain yang belum debut meskipun menjadi trainee hampir atau lebih dari 10 tahun lamanya.
Meskipun benar, para trainee akan diberikan pelajaran tentang menjadi idola seperti menyanyi, menari hingga akting dan modeling.
Namun rupanya proses pelatihan tersebut tidak semudah yang dibayangkan.
Cerita beredar dari para mantan trainee yang mengatakan bahwa mereka harus melakukan evaluasi bertingkat (harian, mingguan, dan bulanan).