Malaysia Didesak Amnesty Internasional Cabut Aturan Hukuman Mati

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Amnesty Internasional mendesak pemerintahan Malaysia untuk mencabut hukuman mati

Di Malaysia, pengguna narkoba masih sering dikucilkan oleh masyarakat.

"Polisi sudah tidak mau menangkap dia lagi, karena begitu seringnya dia keluar masuk penjara," kata Yatie Jonet, seorang mantan pengguna narkoba yang mendampingi ABC malam itu.

Pengalaman Yatie Jonet

Yatie Jonet sebagai mantan pengguna narkoba menceritakan bahwa dirinya pernah dipenjara dua kali karena kasus narkoba.

Ia mengaku bahwa di penjara justru tingkat kecanduannya semakin parah.

 "Saya lebih banyak tahu bagaimana menjual narkoba. Saya tahu pengedar besar," kata Yatie.

Tanggapan Akademisi

Professor Adeeba Kamarulzaman, Dekan Fakultas Kedokteran University of Malaya di Kuala Lumpur, mengatakan perang melawan narkoba gagal untuk mengurangi tingkat pengguna.

"Perang melawan narkoba gagal dan sudah menciptakan banyak dampak kesehatan dan sosial yang negatif," katanya.

"Dari sisi kesehatan ini telah menyebakan epidemik HIV dan Hepatitis C. Dan mereka yang masuk penjara, semakin banyak yang terkena TB."

Sebagai seorang akademisi, Adeeba merasa ada hal yang aneh di Malaysia saat ia melanjutkan pendidikan kedokteran di Australia.

Di tahun-tahun saya berada di Australia, saya tidak pernah melihat seorangpun yang menggunakan narkoba terinfeksi HIV," kata Adeeba.

"Ketika saya kembali ke Malaysia, saya melihat pengguna narkoba juga terkena HIV. Itulah mengapa kami mulai mendukung program untuk mengurangi dampak narkoba." kata Adeeba.

Namun demikian, Prof Adeeba menyadari besarnya tantangan yang ada.

"Ini masalah perubahan cara berpikir," katanya.

Keterangan yang diperoleh ABC, rencana pemerintah mengubah UU yang pada mulanya akan diajukan akhir tahun, akan ditunda sampai tahun depan.

"Dekriminilasisasi masih belum bisa diterima oleh banyak orang. Baik di kalangan penegak hukum, pemimpin agama, juga masyarakat secara keseluruhan," kata Professor Adeeba.

Di klinik mobil methadone yang bertempat di halaman masjid di Kuala Lumpur, Nurul Izzah Anwar menunjukkan kepada imam setempat bagaimana cara kerja mobil tersebut.

Usaha Nurul untuk membantu mereka yang kecanduan narkoba didasarkan pada pengalaman pribadinya saat mengunjungi ayahnya Anwar Ibrahim dalam penjara.

"Selama bertahun-tahun dia menjadi tahanan politik, saya melihat lebih dari 50 persen napi itu karena kejahatan narkoba," kata Nurul.

Banyak pengguna narkoba di Malaysia keluar masuk penjara karena tidak dapat bantuan dari masyarakat.

"Mereka semua miskin. Kita harus memahami apa yang terjadi. Mengurangi ketergantungan akan narkoba merupakan satu-satunya solusi," ujar Nurul.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer