Momen itu berawal pada Jumat subuh saat Yati sudah merasa mulas.
Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya dukun beranak beserta sanak keluarganya berkumpul di rumahnya, Gunung Singkup, Dusun Desa, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
"(Keluarga) memutuskan bersama paraji (dukun beranak), (Yati) dibawa ke Poskesdes (pos kesehatan desa)," ujar Kepala Puskesmas Langkaplancar, Yana Taryana, Sabtu (5/10/2019).
Baca: Miris! Pengungsi Gempa Maluku Melahirkan Saat Hujan Badai di Gubuk Reyot, Hanya Dibantu Suami
Menggunakan sepera motor sang suami, Yati pun diantar menuju Poskodes yang terletak di dusun tak jauh dari dusunnya.
Baru berjalan 1,5 kilometer, mulas yang dialami Yati semakin hebat.
Sampai-sampai sang suami tidak tega melanjutkan perjalanannya lantaran kondisi jalan risak.
Tanpa ragu, sang suami pun menggendong Yati dan ia rebah di rerumputan tepi jalan.
Karena tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, suami Yati kebingungan.
Ia tak paham apa yang harus dilakukan terhadap istrinya yang sudah berteriak-teriak kesakitan ingin melahirkan.
Dukun beranak dan keluarganya tak mengikuti Yati dan suaminya.
Sebab, mereka tengah menyiapkan tempat di rumah Yati untuk sang bayi ketika sudah lahir.
Tiba-tiba, ada seorang ibu yang melintas di jalan itu.
Ia kemudian turut membantu menenangkan Yati.
Rupanya kelahiran bayinya sudah di depan mata.
Baca: Ditolak Rumah Sakit, Ibu Muda Ini Terpaksa Melahirkan Anak Pertama di Bak Mandi Rumahnya
Akhirnya dengan bantuan ibui-ibu yang tidak dikenalnya itu, Yati menjalani proses persalinan di tepi jalan yang rusak tersebut.
Warga yang berdatangan semakin banyak.
Mereka menaruh simpati terhadap Yati.
Warga yang tergerak, kemudian ikut membantu kelancaran proses persalinan itu dengan menutup lokasi persalinan dengan kain seadanya.
Bahkan, kain yang digunakan untuk menutupi proses persalinan itu tidak dapat menutup lokasi persalinan seluruhnya.