Kisah Jennifer Pan, ‘Anak Emas’ yang Bunuh Orangtuanya, Mengaku Muak Selalu Dituntut Berprestasi

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jennifer Pan

Jennifer dilarang menggunakan telepon genggam, komputer menjadi barang haram, dia pun tak boleh berkencan dengan kekasihnya, Daniel Wong.

Bahkan, odometer atau penunjuk jarak pada mobil selalu dipantau.

Jennifer diperintahkan melanjutkan pendidikannya dengan pengawasan super ketat.

Daniel kemudian memutuskan hubungan mereka hingga membuat Jennifer semakin terpuruk.

Setelah putus, Jennifer dekat dengan pria bernama Andrew Montemayor, teman sekolahnya saat SD.

Ia pun mulai berpikir bagaimana untuk lepas dari segala tekanan.

Baca: Mahasiswa UHO Kendari Meninggal saat Demo di Gedung DPRD, Ada Luka Parah di Dada Kanan

Bersama Montemayor dan teman sekamar kekasih barunya itu, Ricardo Duncan, mereka merancang sebuah plot.

Namun rencana itu tidak sampai terlaksana hingga hubungan mereka bubar.

Jennifer kemudian dekat lagi dengan Daniel. Mereka berencana menyewa tukang pukul untuk memberi pelajaran pada "orangtua yang dianggap terlalu mengekang".

Jennifer mendapatkan ponsel baru dari Daniel dan menghubungi seorang pria bernama Lenford "Homeboy" Crawford.

Dia meminta uang sebesar 10 ribu dolar Kanada untuk mengerjai orangtua Jennifer itu.

Entah bagaimana awalnya, rencana itu menjadi plot pembunuhan.

Merasa itu kelewatan, Daniel mundur.

Suatu malam pada tahun 2010, Jennifer memutuskan untuk mengeksekusi rencananya.

Kala itu, jarum jam menunjuk ke pukul 22.00.

Crawford, Mylvaganam, dan pria ketiga bernama Eric Carty memasuki pintu depan rumah target, mereka semua membawa senjata.

Bich dan Hann dipaksa turun ke lantai bawah, kepala mereka ditutupi selimut.

Sang ayah, Hann ditembak 2 kali, salah satunya di bagian muka.

Sementara ibunya, Bich ditembak 3 kali di kepala dan tewas seketika.

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar. (youtube.com)

Ajaibnya, Hann selamat dan mengingat semua yang terjadi pada momentum mengerikan itu.

Halaman
1234


Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer