Sumur Minyak Tua Peninggalan Belanda di Gresik Lagi, Sempat Meledak dan Semburkan Lumpur

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Luberan sumur minyak peninggalan Belanda di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas terlihat lebar. Semburan lumpur bercampur minyak dan gas masih terus berlangsung. Rata-rata semburan lumpur setinggi satu meter, Sabtu (21/9/2019).

Kendati mengatakan belum memiliki dampak, Bupati Gresik memerintahkan kepada pejabat dan otoritas terkait untuk tetap menjaga dan waspada akan kemungkinan yang bakal terjadi sebagai langkah antisipasi.

"Saya juga minta kepada tiga pilar yaitu pihak pemerintah kecamatan, Koramil dan Polsek Kebomas, ditambah Satpol PP serta Damkar Gresik, untuk mengamankan dan mengantisipasi semua yang bakal terjadi agar dapat meminimalisir dampak ke masyarakat," ucap dia.

Tidak hanya itu, Sambari juga memerintahkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik untuk mengambil contoh material yang disemburkan dari sumur tersebut, guna diteliti lebih lanjut di laboratorium milik PHE, laboraturium milik SKK Migas, maupun di laboratorium milik BLH Gresik sendiri.

Bupati Gresik juga telah memerintahkan kepada BLH Gresik untuk berkoordinasi dengan PHE dan SKK Migas.

Dari hasil koordinasi tersebut pihak berwenang telah membongkar lokasi semburan yang selama ini tertutup, dan kemudian menggali semacam penampungan dan melokalisir semburan dengan membuat tanggul yang terbuat dari karung pasir memutari area sumur.

Baca: Kondisi Bara dan Arang, Orangutan yang Diselamatkan dari Kebakaran Hutan Kalimantan

Belum masuk kategori bahaya

Kepala perwakilan SKK Migas Jabanusa Nur Wahidi mengaku sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait upaya penanganan sumur minyak tua peninggalan kolonial Belanda yang sejak Kamis (19/9/2019), menyemburkan material lumpur bercampur minyak dengan disertai bau gas.

"Sebaiknya sumur minyak tua seperti ini tidak ditutup, apalagi sampai ditutup dengan cor (dari) beton," kata Nur Wahidi, di sela peninjauan semburan lumpur bercampur minyak di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur, Minggu (22/9/2019).

Atas izin dari pemilik lahan dan kepala desa setempat, pemerintah bersama SKK Migas juga telah memasang blower di sumur tersebut dengan tujuan gas yang keluar tidak terkonsentrasi di satu titik, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang bisa membahayakan.

Area sumur yang menyemburkan material lumpur bercampur minyak tersebut, mulanya berada di tempat usaha persewaan alat berat yang lokasinya tertutup pagar seng gelombang.

Tepat berada di atas sumur, sebelumnya terdapat besi batangan dengan kondisi sumur ditutup cor dari beton lantaran sudah lama tidak difungsikan.

Namun, pada Kamis (29/9/2019) pagi, sumur minyak tua yang berada di lahan milik Nanang Zamroni tersebut menyemburkan material bercampur minyak dengan disertai bau gas menyengat, dengan semburan material diperkirakan setinggi 40 centimeter.

"Terima kasih kepada semua pihak, pemerintah yang telah melaporkan dan berkoordinasi dengan PHE dan SKK migas sehingga bisa langsung diantisipasi," ucap dia.

Nur Wahidi juga menjelaskan bahwa hingga saat ini kondisi sumur minyak tua peninggalan Belanda tersebut masih dalam kategori aman dan belum terlalu mengkhawatirkan.

"Tentang semburan yang ada saat ini, belum bisa dikatakan berbahaya. Karena baunya tidak terlalu meluas, hanya tercium pada radius beberapa meter saja," kata dia.

(TribunnewsWIKI/Kompas.com/Hamzah Arfah/Widi Hermawan)



Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer