Sumur minyak tua yang berada di lahan milik Nanang Zamroni, Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur itu tiba-tiba menyemburkan material campuran yang menyerupai lumpur, Kamis (19/9/2019).
Nanang mendapati materal menyerupai lumpur disertai dengan bau minyak menyengat menyembur keluar sumur sekitar pukul 08.00 WIB.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (22/9/2019), sumur tersebut tertutup dengan batang besi milik perusahaan yang tak jauh dari lokasi, sehingga semburan lumpur tidak tinggi.
Namun meski begitu di sekitar lokasi tercium bau minyak yang diduga kuat berasal dari material campuran yang menyerupai lumpur.
"Kalau sumur ini sudah lama ada, kata orangtua sudah berpuluh-puluh tahun lalu. Sejak zaman penjajahan Belanda dulu sudah ada sumur ini," ujar Nanang, di lokasi, Kamis (19/9/2019).
"Tadi bahkan sempat terdengar suara seperti ledakan dulu, enggak tahu malah keluar semburan lumpur campur bau minyak kayak begini," terang dia.
Nanang tidak menyangka, sumur yang sudah lama ditutup olehnya tersebut kembali aktif.
"Sudah tidak aktif lagi, dan sudah lama saya tutup juga, sejak belasan tahun lalu," ucap dia.
Guna menghindari hal yang tidak diinginkan, petugas keamanan sudah memasang garis polisi di sekeliling area lokasi sumur minyak tua tersebut.
Baca: Manfaat Tak Terduga Minyak Kelapa untuk Kesehatan Gigi
Nanang mengungkapkan, sebelumnya memang pernah terjadi hal serupa di sumur minyak tua yang berada di lahan miliknya itu.
Namun kejadian itu sudah sangat lama.
"Dulu memang pernah kayak begini, meledak dan menyemburkan lumpur juga, bahkan lebih besar dari saat ini. Tapi, itu sudah lama, kira-kira 23 tahun yang lalu," ujar Nanang.
Di sekitar Desa Sekarkurung sendiri, memang terdapat puluhan titik bekas sumur minyak tua peninggalan zaman kolonial Belanda.
Bahkan, sekitar 2009 silam, salah satu sumur minyak tua di wilayah yang sama, ada yang sempat terbakar.
Baca: Kisah Anjing-anjing di Kamboja, Disiksa dan Dimasak Hidup-hidup, 200 Ekor Dibantai dalam Sehari
Sudah diteliti
Aktif kembalinya sumur tua tersebut mendapat perhatian dari Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto.
Bersama dengan perwakilan dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE), perwakilan dari SKK Migas, dan beberapa pejabat di lingkup Pemkab Gresik, Sambari meninjau lokasi semburan sumur minyak tua peninggalan kolonial Belanda tersebut, Minggu (22/9/2019).
"Syukur alhamdulillah, semburan ini tidak berdampak. Kami berharap, semburan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat maupun pemerintah," ujar Sambari di sela agenda peninjauan.
Kendati mengatakan belum memiliki dampak, Bupati Gresik memerintahkan kepada pejabat dan otoritas terkait untuk tetap menjaga dan waspada akan kemungkinan yang bakal terjadi sebagai langkah antisipasi.
"Saya juga minta kepada tiga pilar yaitu pihak pemerintah kecamatan, Koramil dan Polsek Kebomas, ditambah Satpol PP serta Damkar Gresik, untuk mengamankan dan mengantisipasi semua yang bakal terjadi agar dapat meminimalisir dampak ke masyarakat," ucap dia.
Tidak hanya itu, Sambari juga memerintahkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik untuk mengambil contoh material yang disemburkan dari sumur tersebut, guna diteliti lebih lanjut di laboratorium milik PHE, laboraturium milik SKK Migas, maupun di laboratorium milik BLH Gresik sendiri.
Bupati Gresik juga telah memerintahkan kepada BLH Gresik untuk berkoordinasi dengan PHE dan SKK Migas.
Dari hasil koordinasi tersebut pihak berwenang telah membongkar lokasi semburan yang selama ini tertutup, dan kemudian menggali semacam penampungan dan melokalisir semburan dengan membuat tanggul yang terbuat dari karung pasir memutari area sumur.
Baca: Kondisi Bara dan Arang, Orangutan yang Diselamatkan dari Kebakaran Hutan Kalimantan
Kepala perwakilan SKK Migas Jabanusa Nur Wahidi mengaku sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait upaya penanganan sumur minyak tua peninggalan kolonial Belanda yang sejak Kamis (19/9/2019), menyemburkan material lumpur bercampur minyak dengan disertai bau gas.
"Sebaiknya sumur minyak tua seperti ini tidak ditutup, apalagi sampai ditutup dengan cor (dari) beton," kata Nur Wahidi, di sela peninjauan semburan lumpur bercampur minyak di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur, Minggu (22/9/2019).
Atas izin dari pemilik lahan dan kepala desa setempat, pemerintah bersama SKK Migas juga telah memasang blower di sumur tersebut dengan tujuan gas yang keluar tidak terkonsentrasi di satu titik, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang bisa membahayakan.
Area sumur yang menyemburkan material lumpur bercampur minyak tersebut, mulanya berada di tempat usaha persewaan alat berat yang lokasinya tertutup pagar seng gelombang.
Tepat berada di atas sumur, sebelumnya terdapat besi batangan dengan kondisi sumur ditutup cor dari beton lantaran sudah lama tidak difungsikan.
Namun, pada Kamis (29/9/2019) pagi, sumur minyak tua yang berada di lahan milik Nanang Zamroni tersebut menyemburkan material bercampur minyak dengan disertai bau gas menyengat, dengan semburan material diperkirakan setinggi 40 centimeter.
"Terima kasih kepada semua pihak, pemerintah yang telah melaporkan dan berkoordinasi dengan PHE dan SKK migas sehingga bisa langsung diantisipasi," ucap dia.
Nur Wahidi juga menjelaskan bahwa hingga saat ini kondisi sumur minyak tua peninggalan Belanda tersebut masih dalam kategori aman dan belum terlalu mengkhawatirkan.
"Tentang semburan yang ada saat ini, belum bisa dikatakan berbahaya. Karena baunya tidak terlalu meluas, hanya tercium pada radius beberapa meter saja," kata dia.