Foto tersebut diunggah pertama kali oleh akun Instagram @orangutaninformationcentre.
Akun tersebut menautkannya pada akun Instagram @jokowi dan @siti.nurbayabakar serta @orangutan_tapanuli.
Foto tersebut kemudian diunggah ulang oleh akun Instagram @jakartaanimalaidnetwork pada Jumat (20/9/2019).
Hingga Sabtu (21/9/2019) siang, unggahan tersebut direspons oleh 4.015 warganet.
Ada beberapa cerita di balik foto orangutan yang terluka di kebun warga itu.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (21/9/2019), berikut beberapa fakta di balik foto yang beredar tersebut.
Baca: Api Kebakaran Hutan Mulai Masuk Wilayah Rehabilitasi, Nasib Orangutan Terancam
Dalam keterangan foto dijelaskan bahwa orangutan tersebut diperkirakan berumur 30 tahun.
Ditemukan luka di bagian wajah dan punggung, diduga akibat benda tajam.
Orangutan tapanuli tersebut diselamatkan oleh tim yang terdiri dari BBKSDA Sumut dan OIC, dari perkebunan masyarakat yang berbatasan dengan Ekosistem Batang Toru di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Wilayah tersebut adalah wilayah perladangan masyarakat yang berpotensi sebagai koridor yang menghubungkan dua blok hutan.
Dijelaskan bahwa kondisi orangutan sangat kurus serta mengalami masa kritis.
Saat ini orangutan tersebut telah mendapatkan perawatan medis.
Baca: Perangi Kabut Asap, Kapur Tohor Aktif Bakal Ditabur di Kawasan Karhutla Sumatera dan Kalimantan
Ditembak bius
Camat Sipirok Sarbin Hasibuan membenarkan penemuan orangutan di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Ia menyebut orangutan tersebut telah dibawa ke Medan.
"Begini, sifat orangutan ini, kalau tak dihalau, dia enggak mau lari atau keluar dari pokok (pohon) durian, kalau musim durian. Jadi kami tembak bius terus ke Medan, karena orangutan itu kan masih di atas pohon. Begitu katanya," ujar Sarbin, Jumat (20/9/2019).
Menurutnya, di tempat ditemukannya orangutan tersebut banyak kebun durian milik masyarakat.
"Kasus seperti ini baru ini saya dengar. Ini tadi saya hubungi BKSDA. Kadesnya belum. Lagi rapat," kata Sarbin.
Baca: Kabut Asap Makin Parah, Greenpeace Desak Presiden Segera Bertindak