Dalam konteks ini, pelakunya bisa dijatuhi hukuman mati.
Saat melakukan reportase di Kuala Lumpur, dilaporkan oleh ABC bahwa pengguna narkoba di Malaysia dapat dengan mudah ditemukan di jalan-jalan.
Seorang pria bahkan sedang menggunakan heroin yang dibelinya dengan harga 3 $ atau sekitar 42.241 rupiah.
Pria itu ditemukan di sebuah pertokoan yang tidak lagi digunakan.
Dilaporkan bahwa pria tersebut sudah keluar masuk penjara selama 29 kali.
Di Malaysia, pengguna narkoba masih sering dikucilkan oleh masyarakat.
"Polisi sudah tidak mau menangkap dia lagi, karena begitu seringnya dia keluar masuk penjara," kata Yatie Jonet, seorang mantan pengguna narkoba yang mendampingi ABC malam itu.
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 17 September 2009 Tewasnya Noordin M Top
Yatie Jonet sebagai mantan pengguna narkoba menceritakan bahwa dirinya pernah dipenjara dua kali karena kasus narkoba.
Ia mengaku bahwa di penjara justru tingkat kecanduannya semakin parah.
"Saya lebih banyak tahu bagaimana menjual narkoba. Saya tahu pengedar besar," kata Yatie.
Professor Adeeba Kamarulzaman, Dekan Fakultas Kedokteran University of Malaya di Kuala Lumpur, mengatakan perang melawan narkoba gagal untuk mengurangi tingkat pengguna.
"Perang melawan narkoba gagal dan sudah menciptakan banyak dampak kesehatan dan sosial yang negatif," katanya.
"Dari sisi kesehatan ini telah menyebakan epidemik HIV dan Hepatitis C. Dan mereka yang masuk penjara, semakin banyak yang terkena TB."
Sebagai seorang akademisi, Adeeba merasa ada hal yang aneh di Malaysia saat ia melanjutkan pendidikan kedokteran di Australia.
Di tahun-tahun saya berada di Australia, saya tidak pernah melihat seorangpun yang menggunakan narkoba terinfeksi HIV," kata Adeeba.
"Ketika saya kembali ke Malaysia, saya melihat pengguna narkoba juga terkena HIV. Itulah mengapa kami mulai mendukung program untuk mengurangi dampak narkoba." kata Adeeba.
Namun demikian, Prof Adeeba menyadari besarnya tantangan yang ada.
"Ini masalah perubahan cara berpikir," katanya.
Baca: Tes Kepribadian - Ungkap Karaktermu dari Pilihan Gambar Keluarga yang Kamu Anggap Palsu