Perbandingan Antrean Haji di Negara ASEAN: Malaysia 120 Tahun, Singapura 34 Tahun, Indonesia Berapa?

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 455 calon jamaah dari kloter 1 Embarkasi Makassar mulai memasuki Asrama Haji Sudiang,Makassar. Berikut adalah perbandingan antrean haji di negara-negara ASEAN.

“Dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440 H, Indonesia melibatkan total 4.200 petugas,” jelasnya.

Kuota terbanyak kedua di antara negada-negara ASEAN adalah Malaysia.

Tahun 1440 H/2019 M ini Malaysia mendapat 33.000 kuota.

Menurut Endang, jamaah Malaysia diterbangkan ke Arab Saudi dengan 69 penerbangan.

Total ada 700 petugas yang terlibat dan rata-rata BPIH Malaysia USD 2.500.

Baca: Tips untuk Jemaah Agar Tetap Bugar Saat Puncak Haji Wukuf di Arafah

Baca: Cerita Gus Mus tentang Mbah Moen, Sempat Dicegah Pergi Haji hingga Ingin Husnul Khatimah

Negara dengan urutan kuota ketiga terbesar di ASEAN adalah Thailand.

Tahun ini, negeri Gajah Putih ini mendapat 8.500 kuota yang dibawa dalam 58 penerbangan.

BPIH Thailand sebesar THB 180.000 atau sekitar USD 5888.

Total ada 130 petugas asal Thailand dan 50 petugas lokal yang dilibatkan dalam penyelenggaraan haji 1440H.

Untuk Singapura, kata Endang, kuota haji tahun ini berjumlah 1.500, dibawa dengan 40 penerbangan.

Jemaah Singapura harus membayar BPIH pada kisaran USD 8.000-13.000 dengan petugas yang terlibat tahun ini berjumlah 100 orang.

Wukuf di Arafah. (Instagram/marco_umrah)

Brunei Darussalam menjadi negara ASEAN pada urutan jumlah kuota berikutnya, yaitu hanya 1.000.

Jemaah Brunei cukup dibawa dengan 4 penerbangan ke Tanah Suci dan saat pulang dengan BPIH Brunei sebesar USD 4000.

“Brunei melibatkan 35 petugas dalam gelaran haji tahun ini,” ujar Endang.

Sementara negara Sri Langka mendapat 4.000 kuota dengan jemaahnya diterbangkan dengan 100 penerbangan.

BPIH Sri Langka rata-rata 17000 SAR dan pada musim haji tahun ini, Sri Langka melibatkan 150 petugas.

(TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid)



Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer