Konser megah yang mendatangkan boyband asal Irlandia Westlife justru menuai polemik.
Promotor lokal konser, Musi Event mengeluhkan adanya tindakan oknum pejabat yang meminta 'jatah' kursi nonton gratis untuk melihat penampilan Westlife.
Keluhan tersebut kemudian disampaikan langsung melalui sosial media Instagram dengan akun @musievent.
Admin akun tersebut menuliskan apa yang menjadi kendala mereka selama event berlangsung.
Beredar informasi adanya 500 tiket VVIP dikeluarkan promotor karena diminta oleh oknum pejabat.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru pun terkejut dengan adanya keluhan dari pihak promotor yang menyebutkan oknum pejabat minta tiket 500 kursi VVIP saat Westlife manggung di kompleks Jakabaring.
Ia bahkan tak mengetahui siapa oknum pejabat yang dimaksud.
Herman mengaku akan menyelidiki dan mencari tahu apakah benar anak buahnya yang terlibat meminta "jatah"500 tiket VVIP.
"Yang minta siapa? saya cari tahu dulu siapa.
Nanti saya tegurlah.
Enggak boleh itu.
Tapi Westlife ( Promotor acara) harus hati-hati.
Kalau enggak ada (Pejabat yang minta jatah kursi ) saya tegur mereka," ujarnya.
Setelah isu adanya oknum pejabat minta "jatah" 500 tiket VVIP menjadi isu hangat, pihak promotor utama konser Westlife yakni Neutron Live Asia akhirnya memberikan klarifikasi.
Mereka membantah kejadian tersebut.
Presiden Direktur Neutron Live Asia, Rendy mengatakan, saat konser berlangsung ada 1.000 tempat VVIP yang mereka siapkan dengan harga jual Rp 1.950.000.
Ia pun bingung soal isu yang beredar jatah 500 kursi yang diminta oknum pejabat tersebut.
"Sebenarnya itu tidak mungkin terjadi, karena tiket kita aja buat VVIP itu cuma 1.000 kalau diminta pejabat ya habis," kata Rendy saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (23/8/2019).
Pihak Promotor memberikan undangan tiket nonton kelas VVIP untuk pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kurang dari 50.