Pakar Komunikasi Politik Sebut Potensi Hoaks dalam Pemilu Akan Masih Bisa Terjadi

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Focus group discussion Hoax dalam Pemilu 2019 di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

“Pesan hoaks dirancang untuk menciptakan kecemasan, kebencian, kecurigaan, atau ketidakpercayaan hingga permusuhan,” ujar Henri.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyebut bahwa hoaks terkait penyelenggaraan pemilu meningkat dari tahun ke tahun.

Terhitung sejak 2014, hoaks menyerang penyelenggaraan pemilu melalui teknologi informasi.

Hal tersebut terus menerus terjadi, dan puncaknya pada Pemilu 2019.

Ketua KPU RI Arief Budiman, Jumat (31/5/2019).(KOMPAS.com/Haryantipuspasari)


Baca: Susunan Kabinet Jokowi Jilid II Sudah Rampung, Jokowi Umumkan 1 September 2019: Siapa yang Terpilih

Baca: Kejuaraan Dunia 2019: Dua Tunggal Putri Indonesia Lolos ke Babak Berikutnya

Baca: Dilantik Jadi Ketua Bidang Kebudayaan PDI-P, Tri Rismaharini Cium Tangan Megawati Soekarnoputri

"Tahun 2019 itu lebih melebar lagi. Spektrumnya jauh lebih luas jauh lebih beragam dan persebarannya meningkat sangat cepat dibanding pemilu sebelumnya," kata Arief dalam focus group discussion "Hoaks dalam Pemilu 2019" di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).

Arief mengatakan, pada pemilu-pemilu sebelumnya, hoaks hanya menyerang KPU sebagai institusi penyelenggara pemilu.

Tetapi pada pemilu 2019 hoaks juga menyerang secara personal penyelenggara pemilu, bahkan peserta-peserta pemilu.

Sebagai contoh pada Pemilu 2019, terkait peristiwa tujun container surat suara tercoblos, settingan server KPU dan lainnya.

Menurut Arief peristiwa-peristiwa tersebut meski sudah ditindaklanjuti, tidak akan bisa terhapus dalam ingatan masyarakat.

"Sekali informasi tersampaikan, dia tak akan pernah bisa dihilangkan ataupun ditarik kembali," ujar Arief.

"Artinya di dalam pikiran masyarakat, sudah melekat bahwa KPU itu kotak (suara) kardus, bahwa KPU mencoblos surat suara tujuh kontainer," ujar Arief.

Arief menyebut diperlukan kersa sama dari berbagai pidaj tidak hanya melawan hoaks tetapi juga melakukan pencegahan.

Kerja sama itu, tidak hanya dari cybercrime Polri, tetapi bisa juga dari Badan Intelijen Negara (BIN), serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Baca: Ramalan Zodiak Besok Rabu 21 Agustus 2019, Gemini Jangan Abaikan Masalah, Aries Ikuti Arus

Baca: Klarifikasi Ahok terkait Kabar Jadi Kandidat Wali Kota Surabaya hingga Menteri Jokowi-Maruf Amin

Baca: Tanggapi Kerusuhan di Papua dan Rasisme Terhadap Mahasiswa Papua, Wiranto: Sabar, Saling Memaafkan

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)

Jangan lupa subscribe Youtube channel TRIBUNNEWSWIKI di TribunnewsWIKI Official



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer