Mengenal Lukas Kustaryo, Begundal yang Menjadi Target Utama Pembantaian Rawagede

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Lukas Kustaryo yang diberi julukan Begundal dari Karawang oleh tentara Belanda

Pada 8 Desember 1947, Belanda mendapatkan informasi jika Lukas Kustaryo berada di Rawagede.

Lukas Kustaryo kemudian menghimpun tentara BKR di Rawagede dan berunding dengan para laskar hingga siang untuk merencanakan penyerangan ke wilayah Cililitan, Jakarta.

Sekitar pukul 15.00, Kapten Lukas beserta pasukannya telah keluar dari Rawagede dengan berjalan kaki.

Sekitar pukul 16.00, turun perintah pimpinan pasukan Belanda bahwa Rawagede harus dibumihanguskan.

Kira-kira tengah malam, tentara Belanda sudah tiba di Stasiun Pataruman, Desa Kalangsari, yang bersebelahan dengan Kampung Rawagede.

Sekitar 300 tentara Belanda yang dipimpin Mayor Alphons Wijnen mulai memasuki Kampung Rawagede.

Rakyat diinterogasi mengenai keberadaan Lukas Kustaryo, namun mereka tetap bungkam meskipun mengetahui Lukas Kustaryo telah meninggalkan Rawagede.

Karena itulah Belanda semakin geram dan membantai semua penduduk laki-laki di Rawagede termasuk para remaja.

Pembantaian pada Selasa 9 Desember 1947 tersebut mengakibatkan 431 rakyat tewas.

Meminta maaf

Nama Lukas Kustaryo sempat menghilang dan baru muncul 1995 saat monumen pembantaian Rawagede diresmikan. 

Lukas Kustaryo yang tidak mengetahui adanya pembantaian berkali-kali memohon maaf kepada warga Rawagede karena telah memicu terjadinya pembantaian itu.

Namun warga Rawagede tidak menaruh dendam.

Lukas Kustaryo lahir di Magetan, Jawa Timur pada 20 Oktober 1920 dan meninggal pada 8 Januari 1997 dengan pangkat Mayor Jenderal.

Lukas Kustaryo (memakai peci hitam dan batik berwarna biru) ketika menghadiri peresmian makam korban pembantaian Rawagede 12 Juli 1996 (Yayasan Rawagede)

(KOMPAS/TRIBUNNEWSWIKI/Magi)



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Fathul Amanah
BERITA TERKAIT

Berita Populer