Mulai dari mesin tik yang terdapat dua versi asal usulnya
Kemudian asal mikrofon yang pernah dijelaskan oleh Soekarno dalam pernyataannya tahun 1966 yang dibantah oleh tokoh kemerdekaan, Sudiro.
Selanjutnya adalah kamera yang proses pengambilannya sempat ditangkap dan dihancurkan oleh serdadu Jepang.
Benda-benda bersejarah tersebut mempunyai sejarah masing-masing yang risalah singkatnya dijelaskan di bawah ini:
Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi: 13 Agustus 1945
Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi : 14 Agustus 1945
Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi: 15 Agustus 1945
Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi: 16 Agustus 1945
- Mesin Tik
Mesin tik menjadi saksi bisu lahirnya Republik Indonesia setelah Sayuti Melik menerima naskah asli dari Soekarno.
Setelah naskah selesai dibuat, teks perlu untuk diketik.
Di panggilah Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut.
Tak disangka, ternyata di rumah Laksamana Maeda tak ada mesin tik berhuruf latin.
Disuruhlah pembantu rumah Maeda, yaitu Ny. Satzuki Mishima untuk meminjam mesin tik.
Setelah mesin tik datang, Sayuti Melik memulai tugasnya.
Sayuti Melik yang merupakan suami dari S. K. Trimurti ini menuju ke suatu ruangan yang terdapat meja dan kursi serta mesin tik.
Versi pertama dijelaskan bahwa mesin tik berasal dari Kantor Militer Jepang
Satsuki Mishima adalah perempuan satu-satunya pada malam itu.
Ketika diminta untuk mencari mesin tik, Satsuki Mishima kemudian meminjam mesin tik di Kantor Militer Jepang.
Satsuki Mishima juga sempat membuatkan nasi goreng untuk menu sahur Soekarno, Hatta dan Subardjo yang saat itu akan melaksanakan puasa karena momen tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan.
Mesin ketik pun datang, Sayuti Melik langsung melakukan tugasnya.
Sementara versi kedua adalah mesin tik berasal dari Kantor Militer Jerman
Dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com yang mengutip buku karya Hendri F. Isnaeni berjudul '17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri', terbitan Change (2015), tokoh-tokoh seperti Soekarno, Ahmad Soebardjo dan lainnya berkumpul untuk merumuskan teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda.
Pembantu Laksamana Maeda, Satzuki Mishima kemudian diperintahkan untuk mencari mesin tik.