Efek ini biasa ditimbulkan oleh amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, serta nikotin yang terdapat pada tembakau.
Memicu halusinasi
Selain beberapa dampak buruk di atas, ada juga jenis narkoba yang dapat menyebabkan halusinogen, misalnya LSD.
Selain LSD, ada juga ganja yang menimbulkan berbagai pengaruh seperti persepsi waktu dan ruang serta meningkatkan daya khayal.
Karena itu, ganja dapat digolongkan sebagai halusinogenika.
Di dalam otak, terdapat berbagai zat kimia yang disebut neurotransmitter.
Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf yang satu dengan yang lainnya.
Sejumlah neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis narkoba.
Semua zat psikoaktif, entah itu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya dapat mengubah perilaku, perasaan, serta pikiran seseorang melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa neurotransmitter.
Neurotransmitter yang paling berperan dalam terjadinya ketergantungan adalah dopamin.
Baca: Ganja
Baca: Ditetapkan Sebagai Tersangka, Jefri Nichol Akui Belum Lama Pakai Ganja dan Ungkap Alasannya
Penyalahgunaan narkotika juga dapat mempengaruhi kerja sistem saraf.
Narkoba dapat menyebabkan gangguan saraf sensorik yang akan mengakibatkan rasa kebas dan penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan.
Narkoba juga dapat menyebabkan gangguan saraf otonom.
Gangguan saraf ini akan mengakibatkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak motoric.
Akibatnya, seseorang yang dalam kondisi ini dapat melakukan apa saja di luar kesadarannya.
Lebih lanjut, narkoba juga dapat mengakibatkan gangguan pada saraf motorik.
Akibatnya seseorang dapat melakukan gerakan tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya.
Misalnya ketika seseorang sedang di bawah pengaruh narkotika, kepalanya bisa goyang-goyang sendiri dan baru akan berhenti jika pengaruh narkotika itu hilang.
Terakhir, narkoba juga dapat mengakibatkan gangguan saraf vegetative.