Menurut Kepala Cabang Airnav Cirebon, Krisma Ikma Sukmawan, lokasi tersebut masih areal latihan sekolah penerbangan.
"Kami pastikan lokasi jatuhnya pesawat tidak keluar jalur training area itu," kata Krisma Ikma Sukmawan saat ditemui di Bandara Cakrabhuana, Penggung, Kota Cirebon, Selasa (23/7/2019).
Ia mengatakan, wilayah Indramayu merupakan training area sekolah penerbangan. Selain itu, training area juga terdapat di wilayah Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon. Namun, lokasi jatuhnya pesawat berawak dua orang itu masuk wilayah ATC BIJB Kertajati.
"Lepas landasnya dari wilayah kami di Bandara Cakrabhuana, tapi lokasi jatuhnya masuk wilayahnya ATC BIJB Kertajati," ujar Krisma Ikma Sukmawan.
Koordinator Penyelam Ditpolairud Polda Jabar, Bripka Ahmad Musoleh mengatakan, evakuasi pesawat akan menggunakan enam buah pelampung berupa drum.
"Nanti si drum ini akan diikat dibagian pesawat itu," ujarnya kepada Tribuncirebon.com, Selasa (23/7/2019).
Dia menyebut membutuhkan sekitar enam drum, terdiri dari dua buah pelampung diikat pada sayap pesawat, satu buah pelampung pada ekor pesawat, satu buah pelampung pada bagian depan pesawat dan dua buah pelampung diikat pada badan tengah pesawat.
"Yang di bagian tengah kami taruh di bawah pesawat," ucapnya.
Dijelaskan dirinya, drum-drum ini akan ditenggelamkan kemudian diisi angin dengan cara ditembakan menggunakan kompresor.
"Saat ditenggelamkan itu pasti ada air, nanti ditembakan menggunakan kompresor. Jadi nanti angin yang masuk dan air tidak akan masuk lagi," ujarnya.
Adapun untuk kapasitas drum ini, disebutkan Ahmad Musoleh, yakni 200 liter.
Irianto, ayah dari Muhammad Salman Alfarisi, korban jatuhnya pesawat Cessna 172 di Sungai Rambatan Cimanuk Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Senin (22/7/2019) kemarin, terlihat sangat terpukul.
Irianto mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Salman itu Senin (22/7/2019) siang. Itu sekira pukul 11.00. Saat itu, Irianto mengirimkan pesan singkat ke handphonenya.
Sayangnya tak utuh, dan Irianto hanya menceritakan sepintas chat terakhir bersama anaknya. Inti obrolan itu adalah, Salman berpamitan mau latihan terbang.
"Udah itu aja. Terus saya jawab ok dan hati-hati. Tidak ada firasat apa-apa, karena sudah biasa pamitan seperti itu. Saya pun tidak mengira kalau itu akan jadi chat dan obrolan terakhir kami," ujarnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Salman adalah anak muda yang sedang menempuh pendidikan di Angkasa Aviation Academy (AAA), sekolah pendidikan dan pelatihan penerbang (pilot), anak usaha Lion Air group.