TRIBUNNEWSWIKI.COM - Terungkap Hans Tomasoa pasrah dibohongi anaknya, cerita asli pasutri lansia meninggal dan membusuk di Bogor mengurai air mata.
Kisah cerita perjuangan Hans Tomasoa atau karib disapa Opa Hans yang merawat istri tercintanya, Rita Tomasoa ternyata mengharukan.
Pasutri lansia itu ditemukan meninggal bersama di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Oppa Hans dan Oma Rita hanya tinggal berdua di rumah tempat mereka meninggal.
Semeentara itu, anak-anak mereka sudah tak tinggal lagi bersama Opa Hans dan Oma Rita.
Saat detik-detik terakhir Opa Hans wafat, lelaki mantan pelaut ini hanya ditemani istrinya Oma Rita yang tengah sakit stroke.
Kemudian, Oma Rita menyusul suaminya wafat karena diduga tak ada lagi yang mengurus Oma Rita saat Opa Hans wafat.
Baca: Sosok Ciro Juliano Tomasoa, Anak Pasutri Lansia yang Meninggal & Membusuk di Bogor, Akhirnya Muncul
Hingga akhirnya, kakek berusia 83 tahun dan nenek berusia 73 tahun itu ditemukan dalam kondisi membusuk dirumahnya sendiri olehpara tetangganya.
Kapolsek Jonggol, Kompool Wagiman mengatakan, selama ini kakek nenek meninggal di Jonggol tersebut pasangan lansia ini hanya tinggal berdua di rumah mereka.
"Jadi dia hidup hanya berdua, jadi tidak ada anaknya, tidak ada siapa-siapa," kata Wagiman pada Rabu, (17/07/2024).
Opa Hans dan Oma Rita diketahui memiliki tiga orang anak.
Namun, dimasa tuanya mereka tak diperhatikan anak-anaknya.
Bahkan diusianya yang sudah tak lagi muda, Opa Hans harus berjuang seorang diri merawat sang istri yang sakit stroke.
Keduanya bertahan hidup dengan sisa tenaga yang dimiliki.
"Setiap hari Opa Hans merawat istrinya yang sakit seorang diri," kata Pengurus RT setempat, Jonathan Tobing.
Dengan sisa tenaga yang dimiliki, Opa Hans melakukan segala kegiatannya seorang diri dari mulai membeli makan hingga membersihkan tubuh sang istri yang sudah tak kuat lagi untuk berjalan.
Baca: Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosok Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Meninggal di Bogor
Jonathan Tobing melanjutkan, warga sekitar pun tak tutup mata melihat kondisi Opa Hans dan Oma Rita.
Para tetangga kadang bergantian untuk membantu Opa Hans membeli makanan.
"Warga di sini kalo udah ngelihat opa pasti udah tersentuh aja engga akan dibiarin jalan keluar sendiri, maksudnya ketika opa mau ngapa-ngapain biar sama warga saja," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).
Yang cukup mengiris hati, Opa Hans pernah dibohongi oleh anak kandungnya sendiri.
Sudah tak pernah datang menjengung, sang anak malah tega membohongi pria yang kondisinya sudah reta tersebut.
Saat itu, Opa Hans sempat mendapat kabar gembira lantaran sang anak mengirimkan uang untuknya.
Ia pun bergegegas berangkat ke ATM untuk mengambil uang kiriman sang anak.
Jonathan Tobing yang melihat Opa Hans berjalan kaki dengan tergopoh-gopoh, ia pun langsung mengantarnya ke ATM.
"Opa bilang, saya mau cek ke ATM katanya anak saya ada transfer Rp100 ribu, ngomong begitu kemudian saya antar ke ATM," ungkapnya.
Namun nahas, uang yang kabarnya sudah di transfer oleh sang anak rupanya hanya tipuan.
Baca: Foto dan Biodata Eritza Dwi Ardani, Selebgram Makassar yang Ditangkap karena Open BO Rp10 Juta
Sebab, saat di cek ternyata isi ATM Opa Hans masih tetap kosong.
"Sampai di ATM (ternyata) nol. Bayangin kalo Opa jalan sendiri siang-siang sampai ke lokasi ATM ternyata tidak ada harus balik lagi," katanya.
Saat itu, Opa Hans hanya bisa pasrah dan kembali pulang kerumahnya dengan tanpa hampa.
Sementara itu, di malam sebelum jasad Hans Tomasoa dan istrinya ditemukan, pihaknya sudah mencoba menghubungi semua keluarga kakek dan nenek tersebut.
Karena tak punya nomor telepon anak pertama dan kedua, mereka pun menghubungi anak ketiga Opa Hans.
"Anak ketiga kita kontak tidak ada jawaban, sampai akhirnya kita terhubung kepada adik opa," kata Jonathan kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).
Bahkan saat jasad dibawa ke RSUD Cileungsi pun mereka tetap tak datang.
Hingga akhirnya, anak bungsu opa Hans dan oma Rita akhirnya muncul di akhir pemakaman.
Proses pemakaman Opa Hans dan oma Rita pun diurus oleh warga sekitar dan juga jemaat gereja yang kerap memperhatikannya.
Baca: Kronologis Oknum Polisi Cabuli Siswi SMP Korban Pencabulan Panti Asuhan, Melapor Berujung Petaka
"Peti jenazah itu udah turun ke liang tapi belum ditutup karena masih khutbah firman, proses itulah (anaknya datang)," jelas Jonathan lagi.
Kemudian pada malam harinya, jelas Jonathan Tobing, anak pertama dan kedua oma opa datang.
Kepada pengurus RT dan warga sekitar, kedua anak Hans Tomasoa itu meminta masuk ke rumah orangtuanya.
Tak ada permohonan maaf atau kata menyesal, anak-anak oma opa itu hanya mengatakan ingin ke rumah orangtuanya.
"Saya bilang, buat apa lagi ke rumah?," kata dia.
Ia mengaku kecewa lantaran anak-anak Hans Tomasoa baru datang setelah orangtuanya meninggal.
Padahal pihaknya sudah mencoba menghubungi sejak keduanya masih hidup dan sedang sakit.
"Saya sudah sampaikan jujur kami pengurus kecewa terhadap kalian, kalo sekarang buat apalagi," kata dia.
Momen terakhir Hans Tomasoa keluar rumah
Kematian sepasang suami istri bernama Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73) di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor menyita perhatian publik.
Hal itu dikarenakan keduanya ditemukan terbaring tak bernyawa dalam keadaan membusuk di dalam kamarnya.
Keduanya hanya tinggal berdua di dalam rumah tersebut dengan kondisi Oma Rita sedang sakit, sedangkan tiga anaknya tinggal di luar kota.
Pengurus RT setempat, Jonathan Tobing mengatakan, terungkapnya kejadian tersebut setelah warga merasa curiga karena tidak ada aktivitas di rumah tersebut sejak beberapa hari belakangan.
"Terakhir terlihat itu opa berjalan sekitar tanggal 8 Juli, hari Senin," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).
Baca: Video Skandal Mirip Audrey Davis Viral di Twitter & TikTok, Link Durasi 2 Menit Tersebar
Atas kecurigaan itu, warga melaporkannya kepada security komplek.
Begitupun dengan security komplek yang juga menyadari bahwa belakangan ini Opa Hans tak pernah terlihat lagi.
Kecurigaan itupun dilaporkan kepada pengurus lingkungan setempat untuk ditindaklanjuti karena khawatir ada hal yang tidak beres.
"Laporan itu masuk Kamis sore atau malem, kemudian pengecekan di hari Jumat pagi diketok tidak ada respon, tidak ada jawaban, mereka melaporkan kembali ke kita (pengurus lingkungan) kondisinya seperti itu," terangnya.
Kemudian ia bersama ketua RT setempat beserta driver yang biasa mengantar Opa Hans kontrol kesehatan dan mengambil dana pensiun melakukan pengecekan.
Pengurus lingkungan pun menanyakan kepada driver tersebut informasi terakhir tentang opa dan oma.
Driver itu mengaku terakhir kali berkomunikasi pada hari terakhir Opa Hans terlihat, setelah itu ponselnya tak bisa lagi dihubungi.
Merekapun memiliki kecurigaan yang sama hingga akhirnya mencoba untuk mendatangi rumah yang ditinggali pasangan lansia tersebut untuk memastikan kondisinya.
Setelah dilakukan berbagai upaya dengan mengetuk pintu serta mengintip ke bagian dalam rumah yang terkunci itu mereka tidak mendapat respon apapun dari penghuni.
"Feeling kita udah mulai engga enak jangan-jangan terjadi sesuatu terhadap opa dan oma, kita berusaha mencari bau, mencari aroma ada yang mencurigakan engga dari dalam tapi sama sekali tidak terkonfirmasi bau sedikit pun tidak ada," ungkapnya.
Dengan kondisi demikian, kecurigaan mereka pun semakin kuat namun tetap berusaha berfikir positif tidak ada hal buruk terjadi.
Akhirnya diputuskanlah mengubungi pihak kelurga dari pasangan lansia tersebut untuk mencari tahu keberadaan Opa Hans dan Oma Rita.
Karena hanya kontak pihak keluarga yang dipegang oleh pengurus lingkungan adalah kontak anak bungsu dan adik dari Opa Hans, pengurus lingkungan pun mencoba menghubungi keduanya.
"Akhirnya saya diskusi dengan ketua RT pada saat itu yaudah sekarang yang bisa kita lakukan kontak dulu, akhirnya kita masih punya fikiran positif karena tidak mendapatkan bau, jangan-jangan ini dijemput oleh saudaranya atau anaknya, tapi tidak konfirmasi ke kita," katanya.
Ketika anak ketiganya tak memberikan jawaban, pengurus mencoba menghubungi adik dari Opa Hans.
Namun, kata dia, pada saat itu adiknya juga mengaku tidak mengetahui keberadaan dari Opa Hans dan Oma Rita.
Dalam komunikasi tersebut, pengurus lingkungan meminta izin dari pihak keluarga untuk masuk ke dalam rumah secara paksa untuk memastikan kondisi di dalam.
"Di situ lah kita minta izin karena kita menganggap itulah keluarga terdekat yang berhasil bisa kita kontak, kita minta izin kalau sampai besok pagi kita tidak mendapatkan update, informasi keberadaan opa dan oma kita izin untuk membongkar paksa pintu rumah biar semuanya clear," ucapnya.
Setelah mendapatkan izin dari pihak keluarga, pengurus lingkungan memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah Opa Hans dan Oma Rita.
Jonathan Tobing mengungkapkan, eksekusi untuk mendobrak pintu rumah yang terkunci pada Sabtu Sabtu (13/7/2024) ternyata dilakukan lebih awal dari perencanaan.
Hal itu dikarenakan aroma bau sudah tercium dari dalam rumah tersebut.
Setelah pintu terbuka seperti video yang beredar, didapati keduanya sudah dalam kondisi tak bernyawa terbaring di atas tempat tidur.
"Baunya itu sudah sangat menyengat, itu yang membuat kita sangat aneh, Jumat malam kalau perhitungan sudah berapa hari (meninggal) harusnya sudah terkonfirmasi ada bau, tapi ini sama sekali tidak ada, clean bener-bener tidak bau, hari Sabtu baru tercium," terangnya.
Atas temuan tersebut ia pun langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Setelah petugas datang, jenazah keduanya dibawa ke RSUD Cileungsi untuk selanjutnya dimakamkan.
(tribunnewswiki.com/tribun network)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini