Putu Satria meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP Jakarta, Jumat (3/5).
Penganiayaan terjadi di toilet lantai II Kampus STIP Jakarta Utara.
Awalnya Putu Satria dan teman-temannya yang masih tinggat I, dipanggil oleh senior di tingkat II.
Seniornya yang bernama Tegar Rafi Sanjaya (21) asal Bekasi, sempat menanyakan siapa yang meminta Putu Satria dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai III.
Putu Satria dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer.
Kemudian Tegar memukul ulu hati Putu Satria dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali.
Korban yang dipukuli bertubi-tubi pun terkapar.
Penganiayaan ini diungkapkan teman satu angkatan korban yang menyaksikan langsung pemukulan terhadap Putu Satria.
Adapun pelaku Tegar sudah diamankan polisi.
Teman korban, sebut saja A menceritakan, penganiayaan terjadi ketika ia bersama korban dan tiga rekan seangkatan lainnya sedang mengecek salah satu ruang kelas, Jumat (3/5) pagi.
"Kemudian kami turun ke lantai dua lalu kami dipanggil sama senior tingkat 2 yang bernama Tegar dan teman-temannya," ucap A dalam keterangannya dikutip Tribunnews.com, Sabtu (4/5).
Saat itu terduga pelaku menanyakan alasan korban dan empat teman seangkatannya mengenakan baju olahraga.
Terduga pelaku lalu meminta lima juniornya itu untuk masuk ke dalam toilet dan berbaris.
"Tegar bertanya siapa yang menyuruh pakai baju olahraga?
Kemudian saya dan teman-teman saya lima orang diajak ke kamar mandi.
Kami berlima disuruh baris, paling pertama korban, kemudian berderet teman-teman lain," ujar A.
A yang menyaksikan pemukulan ini melihat jelas bagaimana korban dipukul sebanyak lima kali oleh terduga pelaku.
Tegar memukuli Putu Satria lima kali di bagian ulu hatinya.
Hal itu membuat Putu Satria lemas dan langsung terkapar.
Baca: Alasan di Balik Jenderal Andika Perkasa Revisi Syarat Tinggi Badan dan Usia Calon Taruna
"Setelah itu kami disuruh pergi meninggalkan kamar mandi, langsung mengikuti kegiatan," ucap A.