Selain itu, ikan buntal jantan juga membuat sarang dengan tujuan yang berbeda. Mereka membuat sarang dari sperma mereka demi melindungi diri dari pemangsa. Bau sperma yang busuk akan membuat pemangsa tidak bisa mendekatinya.
6. Gigi Ikan buntal terus tumbuh
Ikan buntal sejatinya mempunyai empat gigi. Dua gigi bagian atas dan dua gigi bagian bawah, dan keduanya menyatu, sehingga terlihat seperti satu gigi besar. Bahkan jika dilihat secara sekilas gigi ikan buntal akan terlihat seperti tikus.
Namun faktanya, gigi ikan buntal ini terus mengalami pertumbuhan, sehingga untuk menjaganya tetap pendek mereka menggunakan gigi mereka untuk membuka kerang, memakan karang atau alga serta ikan–ikan di dasar lautan.
7. Ikan buntal jadi makanan populer di Jepang
Meskipun beracun, ikan buntal termasuk salah satu hidangan lezat di Jepang lho. Hidangan yang terbuat dari ikan buntal ini disebut Fugu. Namun, hidangan ini hanya boleh dibuat oleh koki-koki terlatih dan yang mempunyai pengalaman kerja bertahun-tahun,
Hal ini perlu dilakukan agar racun yang ada di dalam ikan buntal tidak meracuni tubuh kita. Oleh sebab itu, organ beracun pada ikan buntal harus dihilangkan dan dimasak dengan benar.
Meskipun termasuk ikan yang memiliki racun mematikan, tetapi ikan ini tetap bisa dikonsumsi. Namun, tetap diingat bahwa mengelola ikan ini harus mempunyai teknik khusus agar tidak menimbulkan keracunan dan kematian.
8. Makanan ikan buntal
Sebagian besar makanan ikan buntal mencakup invertebrata dan ganggang. Mereka juga dapat memakan kerang dan remis dengan paruhnya yang keras. Ikan buntal beracun diyakini mensintesis racun mematikan mereka dari bakteri pada hewan yang mereka makan.
Saat ini, beberapa spesies ikan buntal dianggap rentan karena polusi, hilangnya habitat serta penangkapan ikan yang berlebihan. Akan tetapi, sebagian besar populasi masih dianggap stabil.
9. Memiliki kemampuan berubah warna
Ikan buntal mampu mengubah warna tubuhnya dengan tingkat kecerahan. Kecerahan tersebut terkadang terlihat lebih terang dan terkadang terlihat lebih gelap. Keunikan tersebut bereaksi saat di kondisi yang ada pada sekitar ikan.
10. Racun tidak hilang meski telah dimasak
Fakta dari ikan buntal selanjutnya yaitu racun tetrodotoksin yang terkandung di dalamnya tidak akan hilang walaupun telah dimasak atau dibekukan. Apabila tidak diolah dengan benar, racun dari organ tubuh ikan buntal dapat menyebar dan terserap ke dalam dagingnya.
Apabila ada seseorang yang keracunan karena mengonsumsi ikan buntal, maka ada 4 tahap gejala yang dialami oleh orang tersebut, yaitu:
- Gejala keracunan ikan buntal pada tahap 1 yaitu area disekitar mulut terasa kebas atau mati rasa. Gejala ini dapat disertai dengan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut maupun diare. Gejala ini biasanya muncul 10- 45 menit setelah mengonsumsi ikan buntal.
- Gejala keracunan ikan buntal selanjutnya adalah mati rasa di bagian wajah, tidak jelas saat berbicara ataupun cadel, kehilangan keseimbangan, dan tubuh terasa lemas atau tidak dapat bergerak.
- Tahap ketiga ini, keracunan ikan buntal akan membuat tubuh menjadi lumpuh atau tidak dapat digerakkan sama sekali, tidak dapat bicara, gagal napas serta pupil mata membesar.
- Tahap terakhir yaitu terjadi gagal napas parah, kadar oksigen di dalam tubuh berkurang (hipoksia), jantung berdetak lebih lambat dari biasanya (bradikardia), penurunan tekanan darah (hipotensi), gangguan irama jantung dan penurunan kesadaran.
Baca: GEGER Wanita Mati Dilakban Pacar, Dihabisi Pakai Racun Tikus Karena Kesal Ditagih Utang
Gejala keracunan ikan buntal ini dapat muncul dalam hitungan 2 hingga 3 jam setelah racun ikan buntal masuk ke dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, gejala keracunan bahkan baru muncul setelah 20 jam mengonsumsi ikan buntal.
Apabila tidak mendapatkan penanganan secara cepat, maka orang yang mengalami keracunan makanan akibat tetrodoksin dapat mengalami kematian dalam jangka sekitar 4–6 jam setelah mengonsumsi ikan buntal.
11. Harus dibersihkan dengan hati-hati sebelum dikonsumsi
Racun tetrodotoksin tersimpan di dalam hati, kelenjar kelamin dan kulit ikan buntal. Agar ikan buntal aman dikonsumsi, organ–organ yang mengandung racun tersebut harus dibuang dengan teknik khusus agar daging ikan tidak terkontaminasi.