TRIBUNNEWSWIKI.COM - Masyarakat Indonesia digegerkan dengan kasus aborsi online.
Kasus aborsi online ini terungkap oleh jajaran Polresta Bandung.
Saat ini ada dua orang yang ditetapkan tersangka SM alias Dede (30) dan RI alias Iwan (28).
Tersangka SM yang mengaku sebagai dokter memandu orang yang akan melakukan aborsi via whatshap, setelahnya membeli obat darinya yang ditawarkan di grup facebook.
SM ternyata adalah dokter gadungan.
Ia mengaku sudah melakukan aksinya sejak 2021 dan kini sudah terdapat korban 100 orang lebih yang telah melakukan aborsi.
Para korban membeli obat dan dipandunya.
Pengawasan pengendalian farmasi makanan minuman Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Nama Diah Ari Purwanti, mengungkapkan, pengedar obat aborsi online tersebut bukan tenaga kesehatan, artinya bukan dalam pengawasannya karena dia bukan orang kesehatan.
Baca: Kisah Guru Olahraga di Tangsel yang Hamili Siswi SMA Lalu Memaksa Aborsi dengan Uang Rp 3 Juta
Baca: Polisi Bongkar Praktik Aborsi di Jakarta Timur, Tarifnya Berkisar Rp 4-9 juta
"Mereka beraktifitas di sarana yang tak berizin, itu ternyata menjualnya secara online," kata Diah, saat dikonfirmasi tribun jabar, Selasa (7/11/2023).
Diah mengungkapkan, terkait kasus ini menurutnya ada pengguna dan ada yang menyediakan.
"Ada yang butuh yang punya permasalahan yang tak diinginkan tapi terjadi. Dia mencari jalan keluar biasanya anak-anak remaja yang mungkin tak paham," kata Diah.
Diah mengatakan, jaman dulu mendapatkan obat seperti itu sulit, harus ketemu dokter tenaga medis dan lainnya.
"Sekarang di online begitu bebas dan terbuka, anak remaja bisa mencari apapun di google dan lainnya. Obat-obat itu sebenarnya digunakan oleh orang bermasalah, yang tak diinginkan tapi terjadi yang mencari jalan keluar, " kata Diah.
Diah mengatakan, jangan sampai menyelesaikan masalah dengan masalah yang baru.
"Jadi itu (aborsi) menyelesaikan masalah yang telah dilakukannya, dengan masalah yang baru, apalagi terkait kesehatan, " kata diah.
Sebab menurutnya, obat tersebut bukan untuk menggugurkan kandungan tapi obat itu diperuntukkan setelah curret.
"Jadi jika tidak sesuai dosis atau lainnya, resikonya bisa mengakibatkan meninggal dunia," tuturnya.
Diah mengimbau, kepada masyarakat harus waspada terhadap penjualan obat.
Obat bisa didapatkan secara online, tetapi perlu diperhatikan dengan baik sesuai peruntukkan atau tidak.
Bahkan ada pula obat palsu.